
Pantau - Para tokoh agama lintas iman berkumpul di lantai 8 Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, pada Rabu, 10 September 2025, dalam acara peluncuran dua buku penting tentang dialog antaragama dan moderasi beragama.
Hadir dalam acara tersebut Menteri Agama Nasaruddin Umar, Ketua Presidium KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Dirjen Bimas Katolik Suparman, serta Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI Mgr. Christophorus Tri Harsono.
Acara dibuka dengan pemutaran video kunjungan bersejarah mendiang Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, yang menampilkan momen simbolis ketika Paus berjabat tangan erat dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar.
"Gambar Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar berjabat tangan erat, kembali menggaungkan pesan Deklarasi Istiqlal tentang martabat manusia, keadilan, dan cinta semesta," ujar panitia acara.
Peluncuran Dua Buku: Wujud Nyata Moderasi Beragama
Dalam kesempatan tersebut, Menag meluncurkan dua buku, yakni "Deklarasi Istiqlal: Refleksi, Harapan, dan Tantangan Seluas Indonesia" dan "Berjalan Bersama, Hidup Rukun Bersaudara: Best Practice Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan se-Indonesia."
Buku Deklarasi Istiqlal ditulis oleh para Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan se-Indonesia bersama para pemimpin majelis agama lain.
Buku tersebut merupakan catatan reflektif atas satu tahun perjalanan Deklarasi Istiqlal dan menjadi ajakan untuk terus menyalakan nilai kasih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun buku kedua memuat berbagai praktik baik dan konkret tentang dialog lintas iman yang telah dihidupi di berbagai daerah di Indonesia.
Cinta dan Titik Temu Jadi Pesan Utama
Dalam sambutannya, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa inti dari kedua buku tersebut adalah ajakan untuk mencintai Tuhan, sesama, dan alam semesta.
"Pesan mendasar dari kedua buku ini adalah cinta: cinta kepada Tuhan, sesama, dan alam semesta," ujarnya.
"Siapa yang memiliki cinta, ia mampu bersahabat dengan alam. Semua agama mengajarkan kasih. Karena itu, marilah kita mencari titik temu, bukan perbedaan," tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa spiritualitas lintas agama bukan sekadar wacana, melainkan jalan nyata dalam membangun persaudaraan sejati antarumat manusia.
"Spiritualitas lintas agama bukan sekadar wacana, tetapi jalan nyata membangun persaudaraan sejati," tandasnya.
FGD: Komitmen Bersama Merawat Bumi dan Persaudaraan
Usai peluncuran buku, acara dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) bersama para tokoh lintas agama.
FGD tersebut bertujuan meneguhkan komitmen bersama untuk terus berjalan bersama, merawat bumi, dan mempererat persaudaraan umat manusia lintas iman dan kepercayaan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf