Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Libatkan 1.100 Orang, Menteri LH Pimpin Langsung Aksi Bersih-Bersih Sampah Banjir di Denpasar

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Libatkan 1.100 Orang, Menteri LH Pimpin Langsung Aksi Bersih-Bersih Sampah Banjir di Denpasar
Foto: (Sumber: Sebanyak 1.100 orang gotong royong membersihkan sampah sisa banjir besar Bali di Pasar Kumbasari, Denpasar, Minggu (14/9/2025). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari.)

Pantau - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengerahkan 1.100 orang dari berbagai elemen untuk membersihkan sisa banjir di kawasan terdampak di Kota Denpasar, Bali.

Aksi bersih-bersih ini berlangsung di Pasar Kumbasari, Pasar Badung, dan sepanjang Jalan Sulawesi, lokasi yang terkena luapan sungai Tukad Badung pada Rabu (10/9) dini hari.

"Ada 1.100 orang ini melanjutkan upaya-upaya (pembersihan) yang telah dilakukan beberapa hari lalu. Mereka dari unsur Polri, TNI, warga, pelajar, LSM, ojek online, komunitas pencak silat," ungkap Menteri Hanif.

Sampah Banjir Capai Ratusan Ton, Penanganan Dilakukan Darurat

Menteri Hanif mencatat bahwa hingga hari kelima sejak bencana, sebanyak 84 ton sampah telah berhasil dikumpulkan dari lokasi terdampak.

Namun, diperkirakan masih tersisa sekitar 210 ton sampah yang harus ditangani secara khusus.

Karena termasuk kategori sampah bencana, Kementerian Lingkungan Hidup memberikan izin kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk membuang sampah tersebut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, dengan batas waktu maksimal satu bulan.

"Kami menyampaikan ke pak gubernur untuk membawa sampah-sampah tersebut ke TPA Suwung karena ini sampah spesifik keadaan darurat harus diperlakukan benar sehingga semua sampah selama paling lama sebulan semua diangkut ditangani di sana," jelasnya.

Menteri Hanif bahkan terjun langsung ke lapangan untuk membersihkan lumpur di Pasar Kumbasari.

Ia menyebut proses pembersihan masih membutuhkan beberapa hari ke depan, mengingat volume sampah yang menyumbat sungai dan drainase masih tinggi.

Selain itu, cuaca yang masih berpotensi hujan memperlambat proses penanganan.

"Karena darurat, dibuang ke TPA Suwung dan ditangani di sana karena tidak mungkin dikelola di sini melihat kedaruratannya. Namun, kita wajib meningkatkan penanganan sampah dari sumber," tegas Hanif.

Pentingnya Mitigasi dan Rehabilitasi Lingkungan Hulu

Menteri LH menegaskan bahwa banjir besar ini menjadi pelajaran penting tentang perlunya mitigasi dan pengelolaan lingkungan yang lebih serius di daerah hulu dan hilir.

"Pak gubernur dan semuanya di Bali harus kembali menjaga kualitas alam yang ternyata belum mampu menahan curah hujan tinggi karena harus dikembalikan tutupan hutannya di daerah hulu sana," ungkapnya.

Ia menyampaikan bahwa wilayah Bali masih kekurangan sekitar 14 ribu hektare tutupan hutan di daerah aliran sungai (DAS) menuju Denpasar dan Badung.

"Di hulu kita hanya 3 persen yang ada hutannya jadi pemda sedang mendesain untuk ditanam paling tidak 3 tahun sudah selesai dengan melibatkan semua orang, kemudian di sisi hilir ada permasalahan sampah dan sempadan sungai, dengan kalibrasi hujan yang sangat ekstrem itu tidak boleh main-main," ujar Hanif.

Ia juga mengingatkan pemerintah daerah agar tetap konsisten dalam pengelolaan sampah dari sumber, sebagaimana yang telah dibahas dalam rapat koordinasi sebelumnya.

Penulis :
Aditya Yohan