Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menhut Puji Pembangunan Masjid dari Sampah Plastik: Selamatkan 8.000 Pohon dan Jadi Contoh Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menhut Puji Pembangunan Masjid dari Sampah Plastik: Selamatkan 8.000 Pohon dan Jadi Contoh Nasional
Foto: (Sumber: Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid ramah lingkungan, di Peacesantren Welas Asih, Garut, Jawa Barat, Minggu (14/9/2025). ANTARA/HO-Kemenhut RI)

Pantau - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menegaskan bahwa pemanfaatan sampah dalam pembangunan fasilitas umum merupakan langkah nyata dalam mewujudkan pembangunan ramah lingkungan dan upaya penyelamatan hutan.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 15 September 2025.

Masjid Ramah Lingkungan dari 12 Ton Sampah Plastik

Salah satu contoh nyata yang diapresiasi Menhut adalah pembangunan Masjid Kembar Ar-Rahman dan Ar-Rahim di Peacesantren Welas Asih, Garut, Jawa Barat.

Masjid tersebut dibangun dengan memanfaatkan 12 ton limbah plastik dan 24 ton gabah padi, menggantikan penggunaan bahan bangunan konvensional.

"Masjid kembar ini akan dibangun menggunakan 12 ton sampah plastik. Angka ini sendiri sudah sangat mengagumkan, tapi yang membuat saya sebagai Menteri Kehutanan tergerak adalah bahwa jumlah tersebut diperkirakan setara dengan menyelamatkan 8.000 batang pohon dari penebangan," ujar Raja Juli.

Konsep pembangunan masjid ini mengusung prinsip ramah lingkungan, dengan penggunaan bahan bangunan dari limbah organik dan anorganik.

Peacesantren Welas Asih sendiri didirikan oleh Irfan Amalee pada tahun 2021 dan dikenal aktif dalam pengelolaan berbasis lingkungan dan nilai-nilai keberlanjutan.

Diharapkan Jadi Inspirasi untuk Bangunan Publik Lain

Menhut Raja Juli Antoni berharap pembangunan Masjid Kembar Ar-Rahman dan Ar-Rahim bisa menjadi contoh pembangunan hijau di seluruh Indonesia.

"Saya berharap, Masjid Kembar Ar-Rahman dan Ar-Rahim ini akan menjadi contoh, sebuah purwarupa yang menginspirasi pembangunan masjid-masjid lain, gereja, pura, wihara, dan bangunan publik lainnya di seluruh Indonesia untuk mengadopsi prinsip yang sama," katanya.

Ia juga menekankan pentingnya mengubah masalah lingkungan menjadi solusi nyata, baik melalui inovasi teknologi maupun kesadaran kolektif masyarakat.

"Mengubah masalah sampah menjadi berkah, dan mengubah niat membangun menjadi aksi nyata menyelamatkan hutan," tegasnya.

Penulis :
Aditya Yohan