Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Warga Mataram Kesulitan Dapatkan Gas 3 Kg, Kelangkaan Dipicu Lonjakan Permintaan Musiman

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Warga Mataram Kesulitan Dapatkan Gas 3 Kg, Kelangkaan Dipicu Lonjakan Permintaan Musiman
Foto: (Sumber: Salah satu warung penjual tabung gas LPG 3 kilogram di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB di Lombok Timur, Rabu (17/09/2025). ANTARA/Akhyar Rosidi.)

Pantau - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram kembali dirasakan warga Mataram dan Lombok Timur dalam sepekan terakhir, membuat aktivitas rumah tangga dan usaha kecil terganggu.

Antrean Panjang dan Tabung Kosong

Syahiri, warga Gebang, Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengaku dua hari berturut-turut pulang dengan tabung kosong setelah mengantre di pangkalan gas dekat rumahnya.

Harapannya untuk menyalakan kompor dan menyiapkan sarapan keluarga pupus karena antrean panjang dan pasokan yang tak kunjung tersedia.

Kondisi Syahiri mencerminkan keresahan banyak warga di Mataram hingga Lombok Timur yang kesulitan mendapatkan gas melon 3 kilogram.

Kelangkaan ini bukan fenomena baru, melainkan seperti ritual tahunan yang selalu terjadi saat Maulid Nabi, musim hajatan, atau libur panjang.

Tabung gas bersubsidi itu bukan hanya dibutuhkan oleh rumah tangga kecil, tetapi juga oleh pedagang gorengan, warung nasi, hingga pelaku usaha mikro.

Bagi mereka, kehilangan akses terhadap gas berarti usaha terhenti dan aktivitas harian terganggu.

Pemerintah dan Pertamina Turun Tangan

Kepala Bidang Bapokting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida, menyebutkan bahwa kelangkaan terjadi karena lonjakan permintaan musiman.

"Maulid Nabi dan kembalinya mahasiswa dari liburan semester menjadi pemicu konsumsi di luar pola normal," ungkapnya.

Sebagai respons, Dinas Perdagangan telah mengajukan tambahan 21,3 metrik ton atau sekitar 7.000 tabung ke Pertamina.

Secara teori, distribusi elpiji subsidi dilakukan dari SPBE ke agen, lalu ke pangkalan resmi, sebelum akhirnya sampai ke konsumen.

Namun, dalam praktiknya, sebagian tabung justru dijual oleh pengecer dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) atau digunakan oleh restoran besar dan industri kecil yang seharusnya memakai tabung nonsubsidi.

Di Lombok Timur, pejabat Dinas Perdagangan Saipul Wathon menjelaskan bahwa konsumsi meningkat drastis saat Maulid.

"Rumah tangga yang biasanya cukup satu tabung kini bisa menghabiskan dua hingga tiga tabung," jelasnya.

Dengan pola konsumsi seperti itu, pasokan normal terasa tidak pernah cukup, meski stok secara keseluruhan mencukupi.

Muncul spekulasi bahwa kelangkaan gas berkaitan dengan program makan bergizi gratis (MBG).

Namun, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa kelangkaan ini murni akibat lonjakan musiman.

"Ini sama seperti yang terjadi di Sumbawa bulan lalu," tegasnya.

Pertamina Patra Niaga melalui Area Manager Jatimbalinus, Ahad Rahedi, memastikan bahwa stok gas elpiji 3 kg dalam kondisi aman.

Tambahan pasokan fakultatif juga dilakukan khusus untuk menghadapi periode Maulid.

Masyarakat diminta membeli langsung di pangkalan resmi agar bisa mendapatkan harga sesuai HET sebesar Rp18 ribu per tabung.

Penulis :
Aditya Yohan