
Pantau - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, mengajak para murid SMA/SMK/MAK dan Paket C sederajat untuk tidak takut mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) karena tes ini bukan untuk menilai lulus atau tidak lulus, melainkan mengenali potensi diri.
"Sejatinya, tidak ada murid yang bodoh, yang ada adalah murid yang memiliki keragaman kemampuan akademik," ungkapnya.
Menurut Atip, banyak murid merasa cemas ketika mendengar kata "ujian" karena sering dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar atau masa depan.
Tekanan ini, kata Atip, bisa menimbulkan stres yang berujung pada kesulitan tidur, menurunnya konsentrasi, hingga kelelahan fisik dan mental.
TKA untuk Verifikasi dan Pemetaan Akademik Nasional
Atip menekankan bahwa tujuan utama TKA adalah mendukung pendidikan bermutu dan inklusif, bukan menimbulkan kecemasan.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menjelaskan bahwa TKA berfungsi sebagai alat verifikasi untuk mencocokkan capaian rapor dengan kemampuan akademik aktual murid.
Toni menyebut TKA bermanfaat untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan murid, sekaligus menjadi sertifikat resmi dalam seleksi pendidikan tinggi.
Selain itu, TKA juga memberikan gambaran posisi murid dalam peta akademik nasional yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran secara menyeluruh.
Ia menyampaikan bahwa partisipasi aktif dalam TKA akan membantu mewujudkan seleksi nasional yang lebih adil dan berbasis meritokrasi.
Kemendikdasmen juga mendorong TKA sebagai jembatan menuju sistem pendidikan yang setara, berintegritas, dan memperkuat kesiapan murid menghadapi tantangan masa depan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf