
Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan pemerintah mengalokasikan Rp9,9 triliun untuk memperkuat hilirisasi sejumlah komoditas strategis, mulai dari kelapa hingga kakao, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah sektor pertanian sekaligus kesejahteraan petani.
Fokus Program Hilirisasi
Alokasi anggaran besar ini difokuskan pada kegiatan replanting serta penanaman baru berbagai komoditas perkebunan potensial, seperti kelapa dalam, kakao, mente, kopi, lada, dan pala.
"Kita rencana hilirisasi, yaitu replanting dan tanam baru, kelapa dalam, kakao, mente, kopi, lada, pala, itu dianggarkan Rp9,9 triliun, hampir Rp10 triliun, kurang lebih Rp10 triliun," ungkap Amran.
Replanting sendiri merupakan kegiatan peremajaan tanaman dengan mengganti tanaman tua yang sudah tidak produktif dengan bibit baru.
Pemerintah menargetkan pemanfaatan lahan seluas 800 ribu hektare di seluruh Indonesia, khususnya di daerah yang memiliki kondisi agroklimat mendukung.
"Dan ini bisa kita tanami 800 ribu hektare seluruh Indonesia. Insya Allah membuka lapangan kerja 1,6 juta. Rencana kita dua tahun, selesai," ujarnya.
Dampak Ekonomi dan Pemerataan Pembangunan
Program hilirisasi ini diharapkan mampu menciptakan 1,6 juta lapangan kerja baru dalam kurun waktu dua tahun sekaligus mendukung pengembangan perkebunan berkelanjutan.
Hilirisasi ditegaskan pemerintah sebagai strategi penting dalam memperkuat ketahanan pangan, memperluas kesempatan kerja, serta mendorong nilai tambah produk pertanian Indonesia di pasar domestik maupun global.
"Hilirisasi kita dorong di seluruh daerah dengan agroklimat yang cocok. Ini kabar baik, sekaligus kami sampaikan, untuk petani Indonesia, petani singkong, petani tebu, petani pangan, perkebunan, dan seterusnya," jelas Amran.
Program ini akan dijalankan secara nasional, meliputi seluruh daerah potensial, sehingga pemerataan pembangunan sektor perkebunan bisa dirasakan masyarakat secara lebih merata.
- Penulis :
- Arian Mesa