
Pantau - Peringatan Hari Santri 2025 menandai satu dasawarsa pengakuan negara terhadap peran santri, dengan empat terobosan utama yang menjadi pembeda tahun ini: Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional, dan rencana pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren.
MBG dan CKG: Santri Sehat, Cerdas, dan Siap Tampil Global
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa MBG dan CKG merupakan bentuk afirmasi negara terhadap kesejahteraan dan kesehatan santri sebagai generasi penerus bangsa.
"MBG adalah inisiatif Presiden Prabowo Subianto. Mari kita syukuri nikmat ini, sekaligus mendoakan beliau agar selalu sehat dan panjang umur dalam memimpin bangsa," ungkapnya.
Program MBG memastikan para santri dan pelajar mendapatkan makanan sehat dan bergizi secara gratis.
Sementara itu, program CKG memberi akses layanan kesehatan untuk para santri di pesantren.
"Santri adalah garda terdepan. Dengan MBG, mereka bisa belajar lebih semangat, dengan CKG mereka bisa menjaga kesehatan, dan dengan doa mereka selalu menjaga negeri ini," ujar Menag.
Ia menekankan bahwa santri harus kuat secara keilmuan, sehat secara jasmani, dan tercukupi gizinya agar siap bersaing di panggung dunia.
MQK Internasional: Tradisi Kitab Kuning Menjadi Agenda Dunia
Untuk pertama kalinya, Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) dilaksanakan dalam skala internasional sebagai bagian dari Hari Santri 2025.
Sebanyak 10 negara telah mengonfirmasi keikutsertaan dalam ajang ini, termasuk Brunei Darussalam, Kamboja, Timor Leste, Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Indonesia.
Singapura dan Filipina turut serta sebagai observer.
MQK Internasional akan digelar di Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1–7 Oktober 2025.
"MTQ pertama kali dilembagakan oleh Indonesia. Kini, banyak negara mengadopsi tradisi ini. Harapan saya, MQK juga bisa menular ke negara-negara lain, termasuk negara Arab," ujar Menag.
Ia menegaskan bahwa penguasaan Kitab Kuning membutuhkan pemahaman mendalam, bukan hanya secara gramatikal, tetapi juga secara budaya dan karakter bahasa Arab.
Ditjen Pesantren: Langkah Strategis Penguatan Kelembagaan
Menag Nasaruddin juga mengumumkan rencana pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren sebagai unit eselon I tersendiri.
Selama ini, urusan pesantren ditangani oleh unit eselon II di lingkungan Kementerian Agama.
"Insya Allah, dalam waktu tidak lama lagi akan keluar ketetapan untuk menjadikannya diurus oleh satu eselon I tersendiri," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa meskipun pesantren dikenal sebagai lembaga yang mandiri, negara tetap hadir dalam memperkuatnya melalui regulasi seperti Undang-Undang Pesantren.
Ponpes Tebuireng di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dipilih sebagai lokasi pembukaan Hari Santri 2025 karena nilai historisnya.
"Di sinilah dimulai Resolusi Jihad yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Santri. Tahun ini kita mengenang satu dasawarsa pengakuan negara terhadap santri," ujar Menag.
Ia menutup sambutannya dengan menegaskan peran strategis pesantren dalam membangun bangsa.
"Kalau pesantren kuat, bangsa ini juga akan kuat," tegasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan