Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

33.000 Pendamping PKH Bakal Diangkat Jadi ASN, Program MBG Dievaluasi Usai Keracunan Massal

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

33.000 Pendamping PKH Bakal Diangkat Jadi ASN, Program MBG Dievaluasi Usai Keracunan Massal
Foto: (Sumber: Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang))

Pantau - Sejumlah peristiwa humaniora penting terjadi di Indonesia pada Selasa, 23 September 2025, termasuk rencana pengangkatan puluhan ribu pendamping PKH menjadi ASN dan evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) usai kasus keracunan massal.

Pemerintah menunjukkan langkah nyata dalam memperkuat sistem kesejahteraan sosial dan perlindungan anak dengan merespons dua isu utama tersebut.

33.000 Pendamping PKH Akan Diangkat Jadi ASN

Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf menyampaikan kabar baik terkait pengangkatan lebih dari 33.000 pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) se-Indonesia menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Ini kabar baik bagi para pendamping PKH di berbagai daerah," ujar Saifullah Yusuf dalam dialog “Pilar-pilar Sosial” yang digelar di Balai Besar Pendidikan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS), Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Ia juga mengungkap bahwa setiap tahun ada sekitar 330.000 keluarga penerima manfaat (KPM) yang berhasil “naik kelas” menjadi keluarga mandiri.

"Ada sekitar 33.000 pendamping bagi KPM se-tanah air. Kalau satu pendamping mendampingi 10 KPM, maka setiap tahun ada 330.000 keluarga yang naik kelas," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Wamen Diktisaintek) Stella Christie menekankan bahwa Sekolah Garuda memberikan akses pendidikan kepada anak-anak dari semua latar belakang ekonomi.

"Sekolah Garuda berkomitmen memberikan akses kepada mereka yang paling berprestasi dari kalangan manapun, termasuk dari keluarga miskin," ujarnya.

Program MBG Dihentikan Sementara Usai 301 Siswa Keracunan

Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Bandung Barat.

Langkah ini diambil menyusul kasus dugaan keracunan massal yang dialami oleh 301 siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, pada Senin, 22 September 2025.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa penghentian dilakukan untuk evaluasi menyeluruh guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menekankan pentingnya mendengarkan suara anak-anak sebagai penerima manfaat program MBG.

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan bahwa suara anak harus menjadi acuan dalam perbaikan kualitas makanan.

"Penting sekali mendengar temuan dari penerima manfaat program, yaitu anak. Pesan kunci yang kami temukan, pertama, pesan responden anak tentang kewaspadaan mereka melihat kualitas makanan MBG. Hal tersebut menjadi pesan kunci anak-anak agar makanan yang didistribusikan tidak bau atau basi," tegas Jasra.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti