
Pantau - Mayoritas masyarakat Indonesia mendukung penerapan kemasan rokok standar tanpa logo dan warna mencolok, berdasarkan hasil riset Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC IAKMI) yang dirilis setelah penelitian kuantitatif pada Maret–April 2025.
76 Persen Responden Setuju Rokok Gunakan Kemasan Standar
Penelitian yang bertajuk "Opini Publik atas Standarisasi Kemasan Rokok" ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kemasan rokok serta kaitannya dengan sikap dan perilaku merokok.
"Sekitar 76,2 persen responden (262 orang dari total 345 responden) menyetujui jika semua merek rokok wajib menggunakan kemasan standar tanpa logo dan warna mencolok," ungkap laporan tersebut.
Sementara itu, sebanyak 23,8 persen responden menyatakan tidak setuju dengan usulan penerapan kemasan polos untuk produk rokok.
Menariknya, dukungan terhadap standarisasi kemasan ini datang dari berbagai kelompok, termasuk perokok aktif.
Sebanyak 63,5 persen perokok setuju terhadap kebijakan ini, disusul 79 persen dari kelompok bukan perokok, dan 79,6 persen dari mantan perokok.
Daya Tarik Rokok Dinilai Menurun Jika Tanpa Desain Promosi
Penelitian dilakukan di lima provinsi: Aceh, Jakarta, Bali, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur, dengan target awal 250 responden.
Namun, pada pelaksanaannya, jumlah responden meningkat menjadi 345 orang, yang terdiri dari perokok, bukan perokok, dan mantan perokok.
Tujuan utama dari riset ini adalah untuk memahami sejauh mana publik mendukung upaya standarisasi kemasan sebagai bagian dari pengendalian konsumsi rokok.
Sumarjati Arjoso dari TCSC IAKMI menjelaskan bahwa kemasan rokok standar bertujuan menghapus elemen-elemen visual yang bersifat promosi dan meningkatkan daya tarik produk tembakau.
Selain itu, riset juga menemukan bahwa "77,1 persen atau sekitar 265 responden menyatakan setuju bahwa kemasan standar dengan peringatan kesehatan dapat membantu mengurangi daya tarik merokok, terutama bagi anak muda."
Langkah ini dianggap krusial dalam upaya menekan angka perokok pemula, khususnya di kalangan remaja.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf