
Pantau - Pemerintah Kota Jakarta Timur melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah I memastikan bahwa insiden enam siswa SDN 07 Pulogebang yang mengalami mual dan muntah bukan disebabkan oleh keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dugaan Bukan Keracunan, Hanya Reaksi Ringan Terhadap Aroma Makanan
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur, M. Fahmi, menyatakan bahwa kejadian tersebut tidak memenuhi kriteria keracunan massal.
"Kalau keracunan itu biasanya yang terdampak minimal setengah dari jumlah anak yang makan. Ini bukan kasus keracunan seperti yang lagi viral," ujarnya.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 13.00 WIB saat sesi makan siang sif kedua yang diikuti oleh sekitar 150 siswa.
Dari jumlah tersebut, hanya enam siswa kelas 2 yang mengalami gejala ringan berupa mual dan muntah.
Menu MBG yang dikonsumsi oleh siswa sif siang sama persis dengan menu siswa sif pagi, yang tidak menunjukkan keluhan apapun.
Distribusi makanan dilakukan dua kali, yaitu pukul 07.30 WIB untuk sesi pagi dan pukul 12.00 WIB untuk sesi siang.
Fahmi menambahkan: "Padahal mereka makan dengan jenis makanan yang sama, semuanya sama. Jadi, ada lima rombongan belajar, kurang lebih total 150 orang. Yang terdampak enam siswa, gejalanya ringan mual terus muntah."
Dugaan sementara penyebab gejala tersebut berasal dari aroma kol rebus yang sudah tersimpan beberapa jam sebelum disajikan kembali.
Pihak Puskesmas Pulogebang segera mendatangi sekolah untuk memberikan penanganan medis kepada siswa yang terdampak.
Semua siswa tersebut dinyatakan cepat pulih dan tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit.
"Mereka cepat pulih setelah diobati. Tidak ada yang dibawa ke puskesmas. Karena dokter sudah datang ke situ. Tidak ada yang fatal," jelas Fahmi.
Program MBG Tetap Aman dan Akan Diawasi Lebih Ketat
Fahmi menegaskan bahwa program MBG di Jakarta Timur selama ini berjalan aman, dan ini merupakan insiden pertama yang terjadi sejak pelaksanaan program.
Ia berharap masyarakat tidak langsung menyimpulkan program ini berbahaya.
"Program ini baik dan bermanfaat. Kalau pun ada kasus seperti ini, sifatnya insidental. Kami tetap mendukung program MBG berjalan," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pulogebang, Ahmad Irfansyah, menyatakan bahwa pihak sekolah dan instansi terkait terus memantau keamanan menu MBG dan siap melakukan respons cepat jika ada keluhan.
"Kalau ada keluhan, langsung kami tindaklanjuti. Kami ingin orang tua tenang karena program MBG ini aman untuk anak-anak," katanya.
Peristiwa ini sempat viral di media sosial, khususnya di forum Facebook “Warga Pulogebang dan Sekitarnya” dengan unggahan foto siswa bersama orang tua di dekat ambulans disertai narasi "Terjadi lagi SDN 07 Pulogebang keracunan MBG."
Pemerintah kembali menegaskan bahwa insiden ini bukan keracunan, dan program MBG akan tetap dilanjutkan dengan pengawasan ketat serta evaluasi berkelanjutan demi menjaga kesehatan siswa.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf