Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri Agama: Penyuluh Agama Jadi Mitra Strategis dalam Sosialisasi Penanggulangan TBC

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menteri Agama: Penyuluh Agama Jadi Mitra Strategis dalam Sosialisasi Penanggulangan TBC
Foto: (Sumber: Rumah warga terdampak gempa di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, jawa Timur. ANTARA/HO-BPBD Banyuwangi)

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan komitmennya untuk mengoptimalkan peran penyuluh agama sebagai mitra strategis dalam upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC), dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Jaringan Kemenag Jadi Kekuatan Sosialisasi Penanggulangan TBC

Rapat tersebut dipimpin oleh Menko PMK Pratikno dan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, di antaranya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, dan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

Dalam pertemuan itu, Menag menyampaikan bahwa Kementerian Agama memiliki jaringan yang sangat luas dan potensial untuk digunakan dalam kampanye dan sosialisasi penanggulangan TBC.

"Potensi yang dimiliki Kemenag luar biasa, apalagi kita berkolaborasi dengan 28.479 penyuluh agama, itu baru penyuluh agama Islam, belum penyuluh agama lain," ungkap Nasaruddin.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya siap memanfaatkan jaringan majelis taklim, masjid, surau, dan tenaga dakwah profesional yang tersebar hingga ke pelosok desa.

"Itu bisa kita titipkan buku saku yang berisi penjelasan tentang TBC, termasuk juga cara penanggulangannya. 12.500 majelis ta’lim, ratusan ribu masjid dan surau. Semua itu bisa kita manfaatkan untuk sosialisasi. Kemudian ada tenaga dakwah profesional sebanyak 1.669 yang dikirim sampai ke pelosok-pelosok desa," tambahnya.

Perlu Penyelarasan Bahasa Agama dan Bahasa Kesehatan

Menag menekankan pentingnya menyusun buku pedoman berbasis nilai-nilai agama yang dapat menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan sebagai bagian dari ajaran agama.

"Perlu kita menulis buku bersama, tentang bagaimana agama menganjurkan kebersihan," ujarnya.

Namun, ia juga mengakui adanya tantangan dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat akibat perbedaan antara bahasa agama dan bahasa kesehatan.

"Kita sering berbenturan antara bahasa agama dan bahasa kesehatan. Perlu penjelasan yang lebih clear. Inilah tantangan kami di Kementerian Agama bagaimana memberikan pemahaman agama secara komprehensif dan mendalam," jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, pelatihan akan diberikan kepada kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dan para penyuluh agama agar mereka mampu menyampaikan informasi secara akurat dan efektif.

"Kami juga melakukan training kepada kepala kantor KUA, penyuluh-penyuluh agama supaya memberikan informasi yang benar," katanya.

Menag juga menyarankan penggunaan khutbah di masjid sebagai media kampanye kesehatan yang masif dan terstruktur.

"Kita bisa membuat semacam khutbah seragam di 800.000 masjid mengenai penanggulangan TBC dirilis di televisi-televisi," paparnya.

Ia menambahkan bahwa pendekatan ini bisa diterapkan tidak hanya untuk penanganan TBC, tetapi juga dalam menyentuh isu-isu sosial lainnya.

"Saya kira bukan hanya TBC tapi masih ada penyakit sosial yang lain yang bisa kita jangkau sekaligus," tandasnya.

Menutup rapat, Menko PMK Pratikno memberikan apresiasi atas semangat kolaborasi antarinstansi.

"Ini adalah RTM paling solid yang pernah saya rasakan, semua ingin berkontribusi dan sudah sangat serius," ujarnya.

Penulis :
Aditya Yohan