Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamendag RI Pimpin Pertemuan RCEP ke-4, Dorong Perluasan Keanggotaan dan Sekretariat Permanen

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Wamendag RI Pimpin Pertemuan RCEP ke-4, Dorong Perluasan Keanggotaan dan Sekretariat Permanen
Foto: Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri (dua dari kanan), selaku Alternate ASEAN Co-Chair, memimpin forum Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Ministers' Meeting ke-4 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis 25/9/2025 (sumber: Kemendag)

Pantau - Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri selaku Alternate ASEAN Co-Chair memimpin Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Ministers' Meeting ke-4 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis 25 September 2025.

Tekanan pada Perluasan Keanggotaan

Dalam forum tersebut, Roro menekankan pentingnya perluasan keanggotaan RCEP sebagai sinyal positif komitmen integrasi kawasan di tengah ketidakpastian global.

Perluasan keanggotaan dinilai dapat memperluas peluang ekonomi sekaligus memperkuat ketahanan rantai pasok.

" Kami mendukung percepatan proses aksesi dengan tetap menjaga kualitas RCEP," ungkapnya.

Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) ke-57 yang berlangsung pada 22–26 September 2025 di Kuala Lumpur.

Roro hadir bersama Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Perundingan ASEAN Nugraheni Prasetya Hastuti, serta Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia Dina Kurniasari.

Para menteri menyambut baik adopsi dokumen Kerangka Acuan Kerja Ad Hoc Accession Working Group (AWG) oleh Komite Bersama RCEP (RJC) sebagai awal proses aksesi.

Ditegaskan kembali bahwa RCEP adalah perjanjian yang bersifat terbuka dan inklusif.

Roro menyebut bahwa perluasan keanggotaan RCEP akan memperkuat peran perjanjian tersebut sebagai pendorong utama pertumbuhan dan stabilitas kawasan.

" RJC diharapkan dapat mempercepat proses aksesi, terutama dengan segera membentuk Kelompok Kerja Aksesi dan melakukan penilaian awal terhadap para pemohon. Hal ini akan membantu memastikan bahwa pada pertemuan berikutnya, kita dapat melihat kemajuan nyata dalam negosiasi aksesi," ujarnya.

Ia menekankan perlunya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan masukan strategis serta rekomendasi konkret bagi penguatan implementasi RCEP.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya kerja sama ekonomi dan teknis (ECOTECH) guna mendorong pemanfaatan perjanjian lebih inklusif, mempersempit kesenjangan implementasi, serta menghadapi tantangan bersama.

Dorongan Sekretariat Permanen RCEP

Dirjen PPI Djatmiko yang hadir sebagai Alternate ASEAN Economic Minister Indonesia mendorong penguatan tata kelola RCEP, termasuk melalui pendirian sekretariat permanen.

" Sudah saatnya RCEP memiliki sekretariat permanen untuk mendukung implementasi efektif jangka panjang. Sebagai wujud komitmen, Indonesia siap menjadi tuan rumah Sekretariat RCEP di Jakarta," tegasnya.

Selain isu implementasi dan aksesi, forum juga menyepakati penyelenggaraan RCEP Summit ke-5 pada Oktober 2025 di sela KTT ASEAN ke-47 di Malaysia.

Pertemuan tingkat tinggi tersebut diharapkan menjadi momentum bagi para pemimpin negara RCEP untuk memberikan arahan strategis terkait masa depan perjanjian ini.

Hadir dalam forum itu antara lain Amin Liew Abdullah (Brunei Darussalam), Manothong Vongsay (Laos), Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Abdul Aziz (Malaysia), Nguyen Singh Nhat Than (Vietnam), Don Farrell (Australia), dan Yan Dong (China).

Turut hadir Todd McClay (Selandia Baru), Han-Koo Yeo (Korea Selatan), Augustin Lee (Singapura), Ceferino S Rodolfo (Filipina), Marla Myo Nyunt (Myanmar), serta Rithi Pich (Kamboja).

Penulis :
Shila Glorya