
Pantau - Produksi PT Freeport Indonesia di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, Mimika, Papua Tengah, terhenti selama tiga pekan akibat longsor yang menelan korban jiwa dan membuat lima pekerja masih terjebak.
Fokus Pencarian Korban
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa prioritas utama pemerintah saat ini adalah penyelamatan para pekerja yang belum ditemukan.
"Sampai dengan hari ini (Freeport) belum berproduksi, kami masih fokus mencari saudara-saudara kita, pekerja Freeport yang masih belum ditemukan," ungkap Bahlil.
Ia juga menyampaikan belasungkawa atas musibah tersebut.
"Kami turut berduka cita atas bencana yang terjadi di Freeport," ujarnya.
Dua pekerja yang sebelumnya ditemukan tertimbun material basah adalah Irawan (46) dan Wigih Hartono (37).
Adapun identitas lima pekerja yang masih dalam pencarian yaitu Victor Manuel Bastida Ballesteros, Holong Gembira Silaban, Dadang Hermanto, Zaverius Magai, dan Balisang Telile.
Dampak Operasional dan Upaya Penyelamatan
Menurut Bahlil, terhentinya operasional Freeport turut memengaruhi produktivitas pertambangan nasional serta mengoreksi pendapatan negara, daerah, maupun perusahaan.
"Freeport kan sudah 51 persen sampai dengan hari ini merupakan milik negara. Jadi, kita doakan agar proses longsor ini bisa segera terselesaikan," tegasnya.
Tim Penyelamat Tambang Bawah Ranah (UGMR) PT Freeport Indonesia hingga kini masih berupaya mencari pekerja yang terjebak material basah.
Tim bekerja melalui dua jalur akses dengan tambahan infrastruktur pendukung karena lokasi pencarian semakin dalam dan udara terbatas.
PT Freeport Indonesia juga mengajak semua pihak untuk mendoakan dan memberikan dukungan moral agar lima pekerja yang hilang segera ditemukan.
- Penulis :
- Leon Weldrick