
Pantau - Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Suhardi Duka mengusulkan pembangunan rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan di Sulbar guna mengatasi tingginya beban penyakit katastropik seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Usulan Strategis untuk Layanan Kesehatan
Suhardi menyebut keberadaan rumah sakit vertikal sangat mendesak.
"Kehadiran rumah sakit ini sebagai urgen dan strategis mengingat tingginya beban penyakit katastropik di Sulbar, seperti jantung, stroke dan gagal ginjal," ungkapnya.
Pernyataan itu ia sampaikan usai bertemu dengan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta untuk membahas rencana pembangunan rumah sakit vertikal di Kabupaten Mamuju.
Data BPJS Kesehatan tahun 2024 mencatat biaya penanganan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal di Sulbar mencapai Rp60,79 miliar.
Lebih dari 3.900 pasien setiap tahun harus dirujuk ke luar provinsi karena keterbatasan fasilitas.
Menurut data Dinas Kesehatan Sulbar, provinsi ini hanya memiliki 16 rumah sakit, sebagian besar berstatus kelas C dan D, serta satu rumah sakit kelas B.
"Ini menjadi salah satu upaya mewujudkan SDM yang unggul dan berkarakter, sekaligus pencapaian visi Sulbar Maju dan Sejahtera. Dengan adanya rumah sakit vertikal, masyarakat tidak lagi terbebani biaya dan risiko, karena harus berobat keluar daerah," jelas Suhardi.
Dampak dan Rencana Pembangunan
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulbar Nursyamsi Rahim menegaskan bahwa pembangunan rumah sakit vertikal akan memberi dampak signifikan.
"Pembangunan rumah sakit vertikal akan menurunkan angka rujukan ke luar daerah hingga 50 persen dalam lima tahun pertama," katanya.
Ia menambahkan, "Serta memperkuat jejaring layanan kesehatan, hingga peningkatan angka harapan hidup masyarakat Sulbar."
Rumah sakit vertikal Sulbar direncanakan menjadi pusat layanan rujukan modern untuk kasus jantung, stroke, kanker, dan ginjal.
"Kehadiran fasilitas ini juga akan mendukung pengembangan SDM kesehatan serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," ucap Nursyamsi.
Pembangunan rumah sakit akan dilakukan di Kabupaten Mamuju di atas lahan sekitar lima hektare dengan layanan utama kardiovaskular, stroke, dan urologi.
"Dengan usulan ini, Pemprov Sulbar berharap dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan agar masyarakat Sulbar dapat segera merasakan manfaat layanan kesehatan rujukan yang berkualitas, cepat dan terjangkau," tutur Nursyamsi.
Selain usulan pembangunan rumah sakit, Sulbar juga menerima bantuan alat kesehatan senilai Rp370 miliar dari Kementerian Kesehatan.
Dana itu terdiri dari Rp150 miliar untuk penguatan layanan kesehatan RSUD Sulbar, sedangkan Rp220 miliar dialokasikan ke enam kabupaten.
- Penulis :
- Arian Mesa