Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamenag Romo Syafii Ceritakan Kebiasaan Khatam Al-Qur’an saat Ramadan di Hadapan Santri Aceh Besar

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Wamenag Romo Syafii Ceritakan Kebiasaan Khatam Al-Qur’an saat Ramadan di Hadapan Santri Aceh Besar
Foto: Wamenag memberikan tausiyah kepada para santri di Masjid Ma'had Daarut Tahfizh Al-Ikhlas, Aceh Besar (sumber: Kemenag)

Pantau - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafii membagikan kisah pribadinya tentang kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap Ramadan kepada ratusan santri Ma’had Daarut Tahfizh Al Ikhlas, Villa Buana Gardenia, Aceh Besar, Sabtu, 27 September 2025.

Kebiasaan Khatam Al-Qur’an di Bulan Ramadan

Romo Syafii mengungkapkan bahwa sejak muda dirinya memiliki kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur’an hingga 10 sampai 12 kali di bulan Ramadan.

"Itulah kebahagiaan saya, bisa terus bersama Al-Qur’an dalam setiap kesempatan," ungkapnya dengan suara bergetar di hadapan para santri.

Ia juga mengenang masa mudanya ketika berhasil menjadi juara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kota Medan, yang semakin meneguhkan kedekatannya dengan Al-Qur’an.

Menurutnya, kedekatan dengan Al-Qur’an adalah sumber kemuliaan sejati.

"Kemuliaan hidup seseorang akan tampak ketika ia dekat dengan Al-Qur’an. Guru yang mengajarkan Al-Qur’an, murid yang bersungguh-sungguh belajar, bahkan orang tua yang mempercayakan anaknya kepada Al-Qur’an, semuanya dimuliakan oleh Allah," ujarnya.

Ungkapan tersebut membuat wajah para santri berbinar, seolah mendapat energi baru untuk menekuni hafalan dan ilmu Al-Qur’an di pesantren.

Peran Orang Tua dan Harapan bagi Generasi Qur’ani

Dalam tausiyahnya, Romo Syafii menekankan peran penting orang tua dalam membimbing anak menuju pendidikan Qur’ani.

Ia menegaskan bahwa keputusan orang tua mempercayakan masa depan anak kepada Al-Qur’an adalah pilihan yang mulia.

Menurutnya, masih banyak orang tua yang lebih yakin dengan jalur pendidikan umum semata, sementara orang tua para santri memilih jalan Qur’ani yang justru menjanjikan kemuliaan dunia dan akhirat.

Pesan ini menjadi pengingat bahwa pondasi utama pendidikan adalah membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia.

Romo Syafii juga memanjatkan doa khusus untuk para santri.

"Insya Allah perkataan, perbuatan, dan pandangan hidup kalian akan selalu dipandu oleh Al-Qur’an," tuturnya.

Kehadiran Wamenag di tengah para santri menjadi pesan kuat bahwa Kementerian Agama memberi perhatian penuh terhadap pendidikan Al-Qur’an.

Tausiyah "Mbah Romo" pun menjadi penguat tekad santri Daarut Tahfizh Al Ikhlas untuk terus menapaki jalan mulia sebagai penjaga kalam Ilahi, yang diyakini sebagai jalan menuju keberkahan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat.

Penulis :
Shila Glorya