
Pantau - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengisyaratkan adanya pelonggaran impor sapi hidup sebagai langkah mempercepat program swasembada pangan nasional.
Arahan Presiden untuk Percepat Produksi Dalam Negeri
Zulkifli Hasan menyebut bahwa kebijakan ini merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat ketersediaan protein dari daging sapi serta meningkatkan produksi sapi dalam negeri.
"Kalau kita tidak mampu, maka dipersilakan siapa pun yang ingin untuk membeli yang sapi betina, jadi di sini bisa melahirkan, breeding. Jadi, kita bisa tidak perlu impor lagi kalau sudah breeding," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong upaya penggemukan sapi sebagai strategi untuk memberikan nilai tambah terhadap ternak yang ada di Indonesia.
Dukungan untuk Program Susu dan Makan Bergizi Gratis
Zulkifli Hasan menekankan pentingnya ketersediaan sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah.
"Kita kan ada makanan bergizi, perlu susu banyak, jadi perlu juga sapi yang bisa untuk susu. Itu juga silakan, kalau ada pengusaha yang mau mengembangkan sapi susu perah, itu juga dipermudah, dipersilakan (impor), kira-kira itu," jelasnya.
Pemerintah menargetkan impor sapi perah pada 2025 sebanyak 250 ribu ekor. Namun, Zulhas menilai kuota tersebut masih bisa diperlonggar sesuai kebutuhan pasar.
"Ada (kuota), tapi kita longgarkan, silakan saja. Kalau perlu (cantumkan) berapa saja yang mau masuk, misalnya, bikin surat saja ke kementerian terkait," tambahnya.
Dorongan Badan Pangan Nasional
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa rencana impor sapi hidup bertujuan untuk memperkuat peternakan lokal, bukan sekadar memenuhi kebutuhan konsumsi daging.
"Intinya adalah kita dalam rakortas ini untuk mengembangkan peternakan dalam negeri. Karena kalau kita belinya daging, maka yang berkembang adalah peternakan di luar negeri," ujarnya.
Ia menambahkan, “Tapi kalau kita belinya itu sapi bakalan, sapi breeder, sapi perah, itu artinya kita akan kembangkan di Indonesia.”
- Penulis :
- Arian Mesa