
Pantau - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyatakan komitmennya dalam mendukung riset di perguruan tinggi guna memperkuat industri kesehatan nasional, khususnya melalui kolaborasi lintas disiplin ilmu.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman, dalam kegiatan “Personalised Medical Implant Workshop” yang berlangsung di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, pada Selasa, 30 September 2025.
Inovasi Medis dari Kolaborasi Lintas Bidang
Fauzan Adziman menekankan pentingnya pengembangan riset kesehatan dari berbagai cabang keilmuan, termasuk dari sektor yang selama ini tidak terkait langsung dengan dunia medis.
"Produk riset kesehatan pada dasarnya dapat dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu. Bahkan, riset material di bidang kedirgantaraan atau otomotif dapat diadaptasi untuk menghasilkan inovasi yang relevan bagi kebutuhan medis," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa keterkaitan antar-bidang dalam sains dan teknologi membuka peluang besar bagi lahirnya terobosan-terobosan baru yang dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan.
Kemdiktisaintek juga telah menyiapkan program strategis serta skema pendanaan riset yang bertujuan memperkuat ekosistem riset nasional di bidang kesehatan.
Menurut Fauzan, program ini dirancang untuk menciptakan dampak nyata dan langsung dirasakan masyarakat luas.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia sebagai komponen utama dalam membangun industri kesehatan nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Sinergi Pemerintah dan Kampus untuk Transformasi Kesehatan
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jeffri Ardiyanto, juga menyoroti pentingnya transformasi strategis sektor kesehatan nasional.
"Salah satu strategi penting dalam transformasi sistem ketahanan kesehatan adalah meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan, seperti vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan, baik dari segi jumlah maupun nilai," katanya.
Ia menegaskan bahwa kemandirian dalam produksi alat kesehatan dan farmasi menjadi prioritas utama untuk menjamin ketahanan nasional di masa depan.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Muluk, turut menyampaikan pentingnya orientasi riset yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern.
"Kebutuhan masyarakat masa kini menuntut segala sesuatu yang bersifat personalisasi," ia mengungkapkan.
Workshop ini menjadi salah satu bentuk konkret kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor kesehatan untuk mendorong inovasi berbasis kebutuhan nyata masyarakat Indonesia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf