Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Jaga Kualitas Menu MBG, Dapur SPPG Laladon Bogor Selektif Pilih Bahan Baku dan Terapkan Prosedur Ketat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Jaga Kualitas Menu MBG, Dapur SPPG Laladon Bogor Selektif Pilih Bahan Baku dan Terapkan Prosedur Ketat
Foto: (Sumber: Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Laladon Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sedang meracik menu MBG pada Kamis 2 Oktober 2025. ANTARA/HO-Mutiara Rengganis.)

Pantau - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Laladon di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, memastikan ketatnya pemilihan bahan baku dari vendor demi menjaga kualitas, higienitas, dan keamanan konsumsi program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa dan masyarakat.

Langkah ini dilakukan untuk menjamin setiap menu yang diproduksi sesuai standar gizi dan layak dikonsumsi oleh berbagai kelompok penerima manfaat, mulai dari anak sekolah hingga ibu hamil dan balita.

Bahan Baku Ditolak Jika Tidak Sesuai Spesifikasi

Kepala SPPG Laladon, Mutiara Rengganis, menegaskan bahwa pihaknya tidak ragu menolak bahan baku dari vendor apabila tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

"Jika bahan yang datang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta, maka dapur SPPG Laladon mengajukan penolakan bahan baku dan meminta vendor untuk segera mengganti bahan baku yang sesuai," ungkapnya.

Setiap pemesanan bahan dilengkapi dengan standar kualitas yang jelas dan dilakukan pengecekan ketat baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Pemasok bahan berasal dari koperasi, BUMDes, dan UMKM lokal yang sudah melalui proses seleksi.

SPPG Laladon mulai beroperasi pada 11 Agustus 2025 dan saat ini melayani 10 sekolah dari tingkat TK hingga SMA/sederajat serta posyandu.

Total produksi mencapai 3.775 porsi makanan setiap harinya.

Ahli gizi di SPPG menghitung kebutuhan bahan secara rinci berdasarkan kelompok sasaran yang berbeda.

"Jadi untuk setiap kelompok sasaran mendapatkan porsi yang berbeda sehingga mencukupi satu porsi makan untuk kecukupan harian mereka," jelas Mutiara.

Prosedur Ketat dari Proses Masak Hingga Distribusi

Sebelum makanan dikirim, dilakukan uji organoleptik atau test kit oleh tim ahli gizi untuk memastikan rasa, aroma, dan kualitas makanan tetap terjaga.

Menu makanan disusun mingguan oleh ahli gizi dengan variasi yang terencana, termasuk dua hari dengan menu susu dan satu hari dengan menu non-nasi.

Penyusunan menu juga mempertimbangkan standar pemenuhan gizi harian serta selera siswa.

Dalam hal distribusi, Mutiara menyebutkan bahwa keterlambatan hanya terjadi pada minggu pertama operasional karena proses adaptasi petugas.

Untuk mencegah makanan basi atau keracunan, dapur menerapkan sejumlah langkah ketat, seperti:

Makanan harus dalam kondisi dingin sebelum ditutup dalam ompreng.

Proses memasak dilakukan hingga tingkat kematangan sempurna.

Pemisahan tempat bahan mentah dan makanan matang guna mencegah kontaminasi silang.

Ompreng wajib dalam kondisi kering sebelum digunakan agar tidak menjadi sarang bakteri.

Kebersihan lingkungan dapur juga dijaga secara menyeluruh.

Semua petugas wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, apron, sarung tangan, dan sepatu safety, serta wajib mencuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas.

Pembersihan dapur dilakukan setiap awal dan akhir kegiatan harian.

SPPG Laladon saat ini dikelola oleh 50 petugas, terdiri dari kepala SPPG, ahli gizi, akuntan, dan 47 orang staf dari wilayah sekitar.

Luas dapur disesuaikan dengan standar Badan Gizi Nasional, dan seluruh peralatan masak serta makan menggunakan material baja tahan karat SUS304 sesuai petunjuk teknis (juknis) yang berlaku.

Setiap petugas juga dibekali tiga set seragam kerja untuk menjaga standar sanitasi.

Penulis :
Ahmad Yusuf