
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) resmi menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Penanggulangan Bencana 2025–2029 yang menekankan kolaborasi lintas sektor untuk membangun resiliensi berkelanjutan dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim.
Turunan dari Asta Cita dan RPJMN 2025–2029
Sekretaris Utama BNPB Rustian menjelaskan bahwa Renstra ini merupakan turunan dari Asta Cita 8 Program Kerja Penanganan Bencana yang selaras dengan sasaran RPJMN 2025–2029.
"Renstra yang disusun mengedepankan kolaborasi mulai dari pusat hingga daerah dengan tujuan membangun resiliensi berkelanjutan," ungkapnya.
Strategi pencapaian sasaran diwujudkan melalui lima kegiatan prioritas, yaitu peningkatan pencegahan dan mitigasi, penguatan layanan peringatan dini dan penanganan kedaruratan, pemenuhan kebutuhan rehabilitasi pascabencana, pemenuhan kebutuhan rekonstruksi pascabencana, serta peningkatan resiliensi masyarakat.
Rustian menegaskan bahwa keberhasilan implementasi Renstra sangat bergantung pada peran aktif pemerintah daerah.
"Setiap provinsi diharapkan dapat mengadopsi RPJMN dalam program prabencana, respon kedaruratan, hingga pemulihan pascabencana yang berorientasi pada resiliensi berkelanjutan," tegasnya.
Forum Kalaksa BPBD Perkuat Sinergi Nasional
Pembahasan Renstra BNPB ini juga disampaikan dalam Forum Kepala Pelaksana BPBD se-Indonesia (Kalaksa BPBD) yang digelar di Graha Maja Tama, Mojokerto.
Forum tersebut menghadirkan sejumlah narasumber lintas sektor, antara lain Prof. Syamsul Maarif, Guru Besar Sosiologi Kebencanaan Universitas Pertahanan, Lilik Kurniawan, Deputi Bidang Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK, serta perwakilan Kementerian Dalam Negeri.
BNPB berharap forum ini memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan masyarakat untuk mempercepat upaya penanggulangan bencana yang inklusif dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Leon Weldrick