Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Asesmen Akademik Terstandar Diperlukan untuk Wujudkan Pendidikan yang Adil dan Kompetitif

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Asesmen Akademik Terstandar Diperlukan untuk Wujudkan Pendidikan yang Adil dan Kompetitif
Foto: (Sumber: Ilustrasi tes akademik yang diikuti ratusan siswa. (HO-Kemendikdasmen))

Pantau - Tes Kemampuan Akademik (TKA) diapresiasi sebagai langkah strategis dalam membangun sistem asesmen nasional yang lebih objektif, adil, dan transparan untuk menjawab tantangan pendidikan di abad ke-21.

Hadirnya TKA menjadi penegasan bahwa Indonesia sedang bergerak menuju model pendidikan yang menilai lebih dari sekadar hafalan, yakni dengan mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills.

Keterampilan Abad 21 dan Pentingnya Sistem Asesmen yang Tepat

Dalam konteks abad 21, terdapat empat keterampilan utama (4C) yang wajib dimiliki pembelajar:

  • Critical thinking (berpikir kritis)
  • Communication (komunikasi)
  • Collaboration (kolaborasi)
  • Creativity (kreativitas)

Pendidikan nasional harus memastikan keterampilan ini dimiliki generasi penerus, terutama sebagai bekal menuju visi Indonesia Emas 2045.

Transformasi pembelajaran saat ini menuntut pula adanya perubahan sistem asesmen agar lebih relevan dengan tujuan pembelajaran yang sesungguhnya.

Keterampilan 4C bukan pelengkap, melainkan inti dari keberhasilan individu dalam dunia yang semakin digital dan global.

Namun, masih terdapat kesalahpahaman bahwa asesmen akademik terstandar menghambat kreativitas dan terlalu subjektif untuk dinilai.

Padahal, pengajaran berbasis kompetensi abad 21 dan asesmen terstandar yang adil justru merupakan kombinasi yang dibutuhkan untuk mencetak SDM unggul dan kompetitif.

TKA Hadir Menjawab Kebutuhan Pengukuran yang Adil

Asesmen akademik yang objektif dan terstandar sangat diperlukan untuk mengukur kompetensi secara akurat dan merata.

Tanpa adanya standar pengukuran yang seragam, nilai siswa dapat menjadi bias dan menyesatkan.

Contohnya, siswa yang hanya menghafal bisa memperoleh nilai setara dengan siswa yang mengerjakan proyek berbasis analisis, hanya karena sistem penilaiannya tidak konsisten antar sekolah.

Saat ini, sistem asesmen masih terlalu bergantung pada rapor dan penilaian internal yang sangat bervariasi, sehingga menciptakan ketimpangan dalam penilaian hasil belajar.

TKA hadir untuk:

  • Menjembatani kesenjangan kualitas asesmen antar sekolah
  • Memberikan tolok ukur yang adil bagi semua siswa
  • Mengukur keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif secara objektif

Kesimpulannya, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan adil dalam menghadapi era global, asesmen akademik terstandar tidak boleh dihindari, tetapi justru harus diperkuat.

Penulis :
Ahmad Yusuf