
Pantau - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, meminta seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk lebih aktif dalam melakukan riset terapan yang terukur dan berorientasi pada kebutuhan industri.
Dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (4/10), Brian menegaskan pentingnya penguatan riset terapan yang dapat direproduksi dan memiliki orientasi pada skala ekonomi.
Ia menyebut bahwa riset perlu dikembangkan dalam kolaborasi nyata dengan sektor industri agar menghasilkan inovasi yang berdampak luas dan memiliki daya saing di pasar.
"Setidaknya kita punya marketplace sendiri yang pro terhadap produk Indonesia", ungkapnya.
Dana Riset Siap Disalurkan Asal Hasilnya Terpakai di Industri
Mendiktisaintek juga menegaskan komitmennya dalam mendukung pendanaan riset, dengan syarat bahwa hasil penelitian benar-benar digunakan di dunia industri.
"Kita perlu sama-sama riset. Dana riset bisa dari kementerian, tapi harus ada jaminan bahwa hasilnya terpakai", ujarnya.
Menurut Brian, pendekatan riset yang kolaboratif dan aplikatif akan memperkuat inovasi masyarakat dan menjadikan perguruan tinggi lebih relevan terhadap kebutuhan nasional.
Penguatan STEM dan Sosial Humaniora Jadi Kunci
Dalam konteks pendidikan, Brian menekankan pentingnya memperkuat pendekatan interdisipliner antara bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dengan ilmu sosial dan humaniora.
Ia menyebut bahwa penguasaan fundamental STEM tetap krusial, namun perlu dilengkapi dengan wawasan bisnis, kebijakan publik, serta pemahaman sosial agar inovasi bisa lebih cepat masuk dan diterima pasar.
"Mahasiswa teknik perlu juga memahami ekosistem kebijakan dan pasar. Jadi tidak hanya membuat, tapi juga bisa memengaruhi dan mendorong pemanfaatannya", jelasnya.
Brian berharap penguatan pendidikan STEM di perguruan tinggi mampu melahirkan gagasan baru yang memperkuat peran akademisi dalam menghadapi tantangan industrialisasi nasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan