Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Jumlah Korban Selamat Runtuhnya Mushalla Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 104 Orang

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Jumlah Korban Selamat Runtuhnya Mushalla Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 104 Orang
Foto: (Sumber: Kepala Kantor Basarnas Surabaya Nanang Sigit menunjukkan titik penemuan korban di sektor A4 bangunan Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (4/10/2025). ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin/aa..)

Pantau - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya melaporkan jumlah korban selamat akibat runtuhnya mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah menjadi 104 orang.

Penambahan Korban Selamat

Penambahan satu korban selamat diketahui setelah laporan dari wali santri pada Jumat, 3 Oktober 2025, yang menyebut bahwa santri tersebut berhasil menyelamatkan diri saat mushalla ambruk dan kemudian pergi ke rumah rekannya.

Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa total korban kini mencapai 118 orang, terdiri atas 14 meninggal dunia dan 104 selamat.

"Santri yang sebelumnya dilaporkan hilang sempat lari keluar pondok saat bangunan ambruk dan tidak memberi kabar kepada orang tuanya, sehingga dikira tertimbun reruntuhan," ungkap Nanang.

Orang tua santri tersebut menunggu di lokasi pondok karena mengira anaknya menjadi korban. Namun, pada Jumat (3/10), santri bernama Ibnu asal Surabaya itu datang ke pondok dan bertemu kembali dengan orang tuanya.

Setelah kedatangannya, data korban selamat kemudian diperbarui oleh tim Basarnas.

Proses Pencarian dan Evakuasi

Hingga Jumat malam pukul 23.00 WIB, tim SAR gabungan menemukan satu korban meninggal dunia di sektor A4, sehingga jumlah korban meninggal meningkat dari 13 menjadi 14 orang.

Proses pencarian difokuskan pada pembukaan akses material reruntuhan menggunakan alat berat dengan pengawasan ketat agar tidak membahayakan korban yang masih tertimbun.

Sekitar 60 persen material bangunan telah berhasil dibongkar oleh tim, namun tujuan utama bukan untuk merobohkan seluruh bangunan, melainkan membuka jalur evakuasi agar pencarian korban lebih cepat.

Nanang menegaskan, "Apabila ditemukan tanda-tanda adanya korban di lokasi, proses pembongkaran segera dihentikan untuk melakukan evakuasi."

Ia menambahkan bahwa penggunaan ekskavator hanya difungsikan untuk membuka akses jalur, bukan mengangkat korban secara langsung.

Setiap sektor pencarian dilengkapi petugas keselamatan yang bertugas memantau secara visual kemungkinan adanya korban.

Data Sementara dan Rencana Operasi

Berdasarkan laporan sementara dari wali santri, masih terdapat 49 orang yang belum diketahui keberadaannya.

Namun, data tersebut belum dapat dijadikan acuan pasti karena beberapa santri kemungkinan pulang tanpa memberi kabar kepada pihak pondok.

Nanang mencontohkan kasus Ibnu yang sebelumnya dilaporkan hilang, namun ternyata berada di luar lokasi pondok, sehingga data korban hilang masih bisa berubah.

Operasi pencarian dilakukan sesuai standar operasional Basarnas selama tujuh hari, dengan opsi perpanjangan jika ditemukan tanda-tanda korban baru.

Nanang memperkirakan proses pencarian dapat selesai pada Sabtu atau paling lambat Minggu, tergantung kondisi dan situasi di lapangan.

Penulis :
Aditya Yohan