
Pantau - Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur mengerahkan 150 personel untuk mengoperasikan dapur umum dalam melayani kebutuhan makan keluarga korban dan relawan penanganan runtuhnya mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo.
4.500 Porsi Makanan Disiapkan Setiap Hari
Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinsos Jawa Timur, Sukardi, menjelaskan bahwa dapur umum tersebut memberikan layanan dasar berupa makanan, minuman, serta kebutuhan lain bagi keluarga yang anak-anaknya menjadi korban.
“Di dapur umum ini kami memberikan layanan dasar, makanan maupun minuman, termasuk kebutuhan-kebutuhan lain di tempat penampungan bagi keluarga yang anak-anaknya menjadi korban,” ungkap Sukardi saat meninjau dapur umum Al Khoziny di Sidoarjo.
Dapur umum ini menyiapkan sekitar 4.500 porsi makanan setiap hari.
Proses memasak dilakukan tiga kali sehari — pagi, siang, dan malam — dengan masing-masing sesi menghasilkan 1.500 porsi makanan.
Tenaga dapur umum berasal dari personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang dibagi ke dalam tiga sesi kerja agar dapat bergantian beristirahat.
Operasional Dapur Umum Sesuai Proses Evakuasi
Sukardi menyebut bahwa belum ada kepastian mengenai lama waktu beroperasinya dapur umum, sebab pelayanan disesuaikan dengan proses evakuasi yang masih berlangsung.
“Kami belum ada informasi kapan selesai karena evakuasi juga butuh waktu ekstra. Kami mengikuti perkembangan sampai ada informasi evakuasi dinyatakan selesai,” ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan logistik, dapur umum mendapat pasokan dari Kementerian Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta berbagai organisasi masyarakat dan komunitas, termasuk kelompok tani dari Kota Batu.
“Di antaranya dari Pasar Among Tani Kota Batu, yang sudah dua kali mengirim logistik sayur menggunakan dua unit kendaraan bak terbuka,” katanya.
Selain menyediakan makanan dan minuman, Dinsos Jatim juga menyalurkan perlengkapan lain seperti kasur, selimut, perlengkapan keluarga, dan makanan ringan untuk anak-anak.
Proses pendistribusian dilakukan melalui relawan di lokasi atau diambil langsung oleh keluarga korban dan wali santri pondok.
“Dengan adanya dukungan logistik dari berbagai pihak, untuk kebutuhan masih mencukupi hingga saat ini. Kami juga memastikan pelayanan yang maksimal bagi keluarga korban maupun tim evakuasi,” tuturnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf