
Pantau - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur menggunakan metode identifikasi berbasis foto korban yang sedang tersenyum dalam proses identifikasi jenazah santri korban runtuhnya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Gigi Jadi Ciri Khas Penting dalam Proses Identifikasi
Ketua tim sektoral operasi SAR dari DVI Polda Jatim, Komisaris Polisi Navran, menjelaskan bahwa bagian gigi menjadi salah satu unsur utama yang digunakan dalam proses identifikasi.
"Kalau ada foto anak korban sedang tersenyum, itu bisa membantu karena gigi terlihat jelas. Gigi adalah ciri yang bisa dibandingkan dalam proses identifikasi," ungkapnya.
Selain data gigi, tim DVI juga menggunakan data sidik jari dan properti pribadi milik korban untuk dicocokkan dengan data antemortem dari pihak keluarga.
Dari 49 jenazah yang telah dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, dua di antaranya berhasil diidentifikasi melalui data gigi dan sidik jari.
Proses Identifikasi Dilakukan Bertahap dan Hati-hati
Untuk jenazah yang mengalami kerusakan parah atau sulit diidentifikasi secara visual, tim DVI langsung mengambil sampel DNA guna proses pencocokan di laboratorium forensik.
Hingga saat ini, Tim DVI Polda Jatim telah menerima sebanyak 58 data antemortem dari keluarga korban.
Selain itu, ada tambahan 26 data antemortem lainnya yang saat ini masih dalam proses pencocokan.
Navran, mewakili Kepala Bidang Dokkes Polda Jatim, memastikan bahwa proses identifikasi dilakukan secara hati-hati dan teliti.
Ia menegaskan bahwa akurasi hasil sangat penting agar dapat diterima oleh keluarga korban dengan keyakinan penuh.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf