Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamenaker: Belum Ada Laporan Resmi Soal PHK di PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Bandung

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Wamenaker: Belum Ada Laporan Resmi Soal PHK di PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Bandung
Foto: Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menjawab pertanyaan awak media ditemui seusia menghadiri Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Implementasi Rencana Aksi Nasional Penanganan Kendaraan Lebih Dimensi dan Lebih Muatan atau ODOL di Kantor Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Jakarta, Senin 6/10/2025 (sumber: ANTARA/Harianto)

Pantau - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menyatakan bahwa hingga saat ini Kementerian Ketenagakerjaan belum menerima laporan resmi terkait data pemutusan hubungan kerja (PHK) di pabrik PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBA Textile) yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Kementerian Masih Menunggu Laporan Resmi

“Belum ada info soal itu, kita belum mendapatkan informasi,” ungkap Afriansyah Noor ketika ditemui seusai menghadiri Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Implementasi Rencana Aksi Nasional Penanganan Kendaraan Lebih Dimensi dan Lebih Muatan (ODOL) di Kantor Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut disampaikan untuk menanggapi pertanyaan awak media mengenai dugaan pailitnya PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk, perusahaan tekstil besar di Bandung.

Afriansyah menuturkan bahwa pihak Kementerian Ketenagakerjaan masih menunggu laporan lengkap dari pihak perusahaan, Dinas Ketenagakerjaan Bandung, serta dari serikat pekerja dan serikat buruh terkait kasus tersebut.

“Jadi sementara ini memang kita lagi mendata dan menunggu laporan-laporan dari (dinas ketenagakerjaan) daerah, dari serikat pekerja maupun dari serikat buruh yang ada untuk kita data,” katanya.

Dugaan Penyebab dan Dampak PHK

Dugaan sementara, pailitnya perusahaan dipengaruhi oleh penurunan pesanan global yang berdampak pada berkurangnya aktivitas produksi serta kemampuan perusahaan dalam membayar gaji karyawan.

Kondisi ini disebut kerap terjadi di sektor industri alas kaki dan tekstil yang sangat bergantung pada ekspor, sementara permintaan dari negara tujuan ekspor mengalami penurunan signifikan.

Akibat berkurangnya pesanan, kegiatan produksi di perusahaan menurun tajam dan perusahaan mengalami kesulitan mempertahankan tenaga kerja, sehingga langkah PHK dilakukan sebagai upaya terakhir untuk menjaga keberlangsungan usaha.

Penulis :
Leon Weldrick