Tampilan mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BMM Madada, Program Pinjaman Lunak Tanpa Bunga dari Masjid untuk Kurangi Ketergantungan pada Pinjol

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BMM Madada, Program Pinjaman Lunak Tanpa Bunga dari Masjid untuk Kurangi Ketergantungan pada Pinjol
Foto: (Sumber: Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad meluncurkan program Baznas Microfinance Masjid Berdaya Berdampak di Jakarta. ANTARA/HO-Kemenag.)

Pantau - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Baznas Microfinance Masjid Berdaya Berdampak (BMM Madada) untuk mendorong pemberdayaan ekonomi umat sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman online (pinjol) berbunga tinggi.

Program ini merupakan bagian dari strategi Masjid Berdaya dan Berdampak (Madada) yang bertujuan mengangkat peran masjid sebagai pusat inovasi sosial dan ekonomi umat.

"Masjid berdaya adalah masjid yang memiliki kapasitas dan sumber daya untuk bertindak, sementara masjid berdampak adalah masjid yang mampu menghadirkan perubahan positif bagi lingkungannya," ungkap Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad.

Masjid Jadi Pusat Ekonomi dan Edukasi Masyarakat

BMM Madada didesain sebagai pinjaman lunak tanpa bunga yang disalurkan melalui masjid kepada warga yang memiliki potensi usaha.

Program ini tidak hanya bertujuan memberi bantuan, tetapi juga mendorong perubahan peran dari penerima menjadi pemberi (muzaki).

"Dulu mereka hanya menerima bantuan, kini mereka bisa berperan sebagai pemberi. Banyak cerita sukses yang muncul dari program ini," ujar Abu Rokhmad.

BMM Madada merupakan bentuk transformasi fungsi masjid dari tempat ibadah tradisional menjadi pusat pemberdayaan ekonomi dan sosial agar tetap relevan di era modern.

Program ini melibatkan kolaborasi lintas lembaga, termasuk:

  • Baznas
  • Lembaga Amil Zakat (LAZ)
  • Badan Wakaf Indonesia (BWI)
  • BPJS
  • Program CSR (Corporate Social Responsibility)
  • Organisasi masyarakat Islam

"Melalui kolaborasi... masjid bisa menjadi pusat inovasi yang memberi manfaat langsung bagi jamaah," tambahnya.

Selain aspek ekonomi, program ini juga menyasar bidang lingkungan dan edukasi.

Inisiatif seperti penanaman pohon dan pengelolaan lingkungan sekitar masjid menjadi bagian integral dari program ini.

"Masjid harus bersih, indah, dan hijau. Ini bagian dari bentuk dakwah yang kontekstual," kata Abu Rokhmad.

Dana hingga Rp150 Juta per Masjid, Fokus ke Warga Berpotensi Usaha

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa setiap masjid dapat menyalurkan pinjaman lunak hingga Rp150 juta kepada warga yang memiliki kapasitas usaha.

"Program ini bukan sekadar bantuan, tetapi investasi untuk memberdayakan masyarakat agar mandiri secara ekonomi," tegasnya.

Pinjaman disalurkan langsung melalui masjid sebagai mediator, yang bertugas menjaga kedekatan, pembinaan, serta pengawasan terhadap penerima manfaat.

Dengan pola ini, diharapkan terbentuk ekosistem usaha kecil yang berkelanjutan di tengah masyarakat.

"Ini model pengembangan ekonomi umat berbasis masjid yang efektif. Banyak penerima awal kini mampu memberi kembali kepada jamaah lainnya," ujar Abu Rokhmad.

Kemenag berharap BMM Madada dapat menjadi model masjid berdaya di seluruh Indonesia, yang tidak hanya mendorong kemandirian ekonomi jamaah, tetapi juga membangun peradaban Islam yang inklusif, bersih, dan lestari.

Penulis :
Aditya Yohan