
Pantau - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI Freddy Ardianzah menegaskan bahwa TNI telah menerapkan sistem meritokrasi dalam penempatan perwira, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Freddy menyebut bahwa prinsip meritokrasi telah menjadi dasar dalam pembinaan karier dan promosi jabatan di lingkungan TNI selama beberapa dekade terakhir.
Menurutnya, sistem ini memungkinkan perwira yang memiliki kompetensi dan prestasi untuk mendapatkan kesempatan lebih besar dalam mengembangkan organisasi.
Ia menyampaikan bahwa meritokrasi juga memastikan transparansi, karena seluruh anggota TNI memiliki peluang yang sama untuk memperoleh kenaikan pangkat dan jabatan.
Perubahan Kapuspen Jadi Contoh Nyata Meritokrasi
Mayjen Freddy Ardianzah mencontohkan penerapan sistem ini di lingkungan Pusat Penerangan Mabes TNI melalui pergantian posisi Kapuspen.
Ia menyebut bahwa posisi tersebut sebelumnya dipegang oleh perwira dari letting yang berbeda-beda, mulai dari Laksamana Muda Julius Widjojono (letting 1989), Mayjen TNI Nugraha Gumilar (letting 1991), hingga Mayjen TNI Kristomei Sianturi (letting 1997).
"Jarak antarangkatan yang cukup jauh menunjukkan bahwa sistem ini tidak bergantung pada senioritas semata," ungkapnya.
Freddy memastikan sistem meritokrasi ini akan terus diterapkan secara konsisten demi kemajuan organisasi TNI.
Presiden Tegaskan Kepemimpinan TNI Harus Berdasarkan Prestasi
Dalam amanatnya saat peringatan HUT ke-80 TNI di Lapangan Silang Monas, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya kepemimpinan yang berkualitas di tubuh TNI.
"Prajurit TNI berhak mendapatkan pemimpin terbaik," tegasnya di hadapan lebih dari 8.000 prajurit.
Presiden menyampaikan bahwa senioritas tidak boleh menjadi satu-satunya acuan dalam penunjukan pimpinan TNI.
Ia memerintahkan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, dan KSAU Marsekal TNI M. Tonny Harjono agar lebih memprioritaskan prestasi, pengabdian, serta cinta tanah air dalam seleksi kepemimpinan.
Presiden juga mengingatkan seluruh pimpinan TNI agar menjadi teladan dan menerapkan prinsip ing ngarso sung tulodo, yakni memberi contoh di depan.
"Tidak ada tempat bagi pemimpin yang tidak kompeten, tidak profesional, atau tidak memahami tugasnya," ia menegaskan.
Ia menambahkan bahwa evaluasi terhadap para pemimpin di lingkungan TNI akan dilakukan secara berkala untuk menjamin kualitas kepemimpinan.
Para pengamat menilai kebijakan ini membuka peluang lebih besar bagi perwira muda untuk menduduki posisi strategis, sekaligus mendorong transparansi dalam proses promosi jabatan di tubuh TNI.
- Penulis :
- Shila Glorya