
Pantau - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, menerapkan berbagai strategi terpadu untuk menurunkan angka stunting, dengan pendekatan lintas sektor yang mencakup edukasi sejak remaja hingga intervensi terhadap bayi berisiko.
Kolaborasi Antardinas dan Belajar dari Daerah Lain
Kepala Bappeda Kota Padang, Yenni Yuliza, menyatakan bahwa program penurunan stunting dilakukan melalui kolaborasi lintas perangkat daerah agar penanganannya menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Penanganan tidak hanya difokuskan pada bayi, tetapi dimulai sejak masa kehamilan serta edukasi bagi remaja dan calon pengantin mengenai pola hidup sehat dan gizi seimbang.
Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana memainkan peran strategis dalam menjalankan program ini.
Dinas Sosial juga turut dilibatkan karena stunting sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan kesejahteraan keluarga.
Selain itu, Pemkot Padang juga belajar dari pengalaman daerah lain seperti Kabupaten Pasaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok yang dinilai berhasil dalam menekan angka stunting.
Fokus pada Intervensi dan Target Nasional
Upaya yang dilakukan meliputi identifikasi bayi yang berisiko stunting, pemberian intervensi spesifik, serta penguatan koordinasi antarinstansi untuk mencapai target nasional penurunan stunting.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka prevalensi stunting di Kota Padang tercatat sebesar 20,6 persen.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menegaskan bahwa penanganan stunting telah menjadi program prioritas sejak 2018 karena berdampak langsung terhadap kualitas sumber daya manusia dan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Mahyeldi menekankan pentingnya intervensi yang spesifik, sensitif, konvergen, dan integratif agar penurunan angka stunting dapat tercapai secara berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah.
- Penulis :
- Aditya Yohan