
Pantau - Wakil Ketua Badan Penganggaran MPR RI, Johan Rosihan, menegaskan pentingnya membangun sistem kaderisasi partai politik yang berlandaskan nilai iman, takwa, dan akhlak mulia sebagai bagian dari amanat konstitusi, khususnya Pasal 31 ayat (3) UUD 1945.
"Kaderisasi adalah pendidikan politik yang menanamkan nilai iman dan akhlak. Dari sana lahir kader yang bukan hanya pandai berpolitik, tapi juga siap mengabdi dan memberi manfaat bagi bangsa," ujar Johan dalam Sarasehan MPR RI yang digelar di Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Dompu.
Pendidikan Politik Harus Cerdaskan Bangsa dan Bangun Karakter
Sarasehan tersebut mengangkat tema Kaderisasi sebagai Jalan Peradaban: Meneguhkan Amanat Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945 dalam Pendidikan Politik Islam dan Kebangsaan, dengan subtema Dari iman dan takwa lahir kader berilmu, berakhlak, dan berkontribusi untuk Indonesia.
Johan menyampaikan bahwa pendidikan politik harus berjalan dalam kerangka besar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana cita-cita konstitusi.
Ia menilai bahwa sistem kaderisasi tidak boleh semata-mata berfokus pada keterampilan teknis politik, melainkan juga harus membentuk karakter, integritas, dan akhlak yang tinggi.
Dalam diskusi, peserta sarasehan juga menyoroti pentingnya membangun sistem kaderisasi yang berjenjang dan terkelola secara baik.
Kaderisasi yang ideal harus menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional yang mampu mencetak generasi berkarakter Pancasila.
Kaderisasi sebagai Wadah Mendidik Warga Negara
Johan menekankan bahwa Pasal 31 ayat (3) UUD 1945 menjadi dasar moral bagi semua lembaga, termasuk partai politik, dalam menjalankan fungsi pendidikan.
"MPR RI melalui program sosialisasi Empat Pilar terus mendorong agar pendidikan politik dihidupkan dengan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kaderisasi harus menjadi bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana cita-cita konstitusi," ujarnya.
Menurutnya, partai politik merupakan ruang strategis untuk mendidik warga negara agar memahami hak, tanggung jawab, dan etika berpolitik yang berlandaskan kebangsaan dan nilai keimanan.
Kegiatan sarasehan ini juga menjadi sarana penguatan nilai-nilai kebangsaan di daerah, sekaligus menegaskan bahwa pendidikan politik berbasis iman dan takwa diyakini mampu melahirkan pemimpin berilmu dan berkontribusi nyata untuk Indonesia.
Johan menutup kegiatan dengan ajakan kepada seluruh peserta untuk menjadikan kaderisasi sebagai gerakan mencerdaskan bangsa yang berakar pada nilai spiritual dan moral.
"Kita ingin lahir kader yang bukan hanya cerdas berpikir, tetapi juga bersih hati dan teguh prinsip. Dari iman dan takwa, lahirlah kader yang berilmu, berakhlak, dan berkontribusi untuk Indonesia," pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf