billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Sulbar Harap Bendungan Budong-budong Jadi Solusi Jangka Panjang Atasi Banjir dan Kekeringan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Gubernur Sulbar Harap Bendungan Budong-budong Jadi Solusi Jangka Panjang Atasi Banjir dan Kekeringan
Foto: (Sumber: Gubernur Sulbar Suhardi Duka (kedua kiri) saat meninjau progres pembangunan Bendungan Budong-budong di Desa Salule’bo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Minggu (12/10/2025). ANTARA/HO-Diskominfo Sulbar/am.)

Pantau - Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, menyatakan harapannya agar Bendungan Budong-budong menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir, kekeringan, dan krisis ketersediaan air di wilayah tersebut.

Infrastruktur Air untuk Ketahanan Iklim dan Ekonomi Lokal

Bendungan Budong-budong berlokasi di Desa Salule’bo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, dan dirancang sebagai penopang ketahanan air di wilayah tengah Provinsi Sulawesi Barat.

Proyek ini memiliki nilai anggaran sebesar Rp1,029 triliun (termasuk PPN) dan ditargetkan dapat berfungsi penuh pada tahun 2027.

"Bendungan ini akan membantu mengendalikan banjir sekaligus menjamin pasokan air untuk pertanian dan kebutuhan masyarakat. Kita harap tahun 2027 sudah bisa berfungsi penuh," ujar Suhardi.

Bendungan ini memiliki sejumlah fungsi utama, antara lain:

  • Menyediakan sumber irigasi untuk 3.047 hektare lahan pertanian
  • Menyediakan air baku sebesar 0,41 meter kubik per detik
  • Menghasilkan listrik mikrohidro sebesar 0,60 megawatt
  • Menekan potensi banjir Q50 hingga 330,87 meter kubik per detik

Gubernur menyebut proyek ini tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga berkaitan erat dengan ketahanan iklim dan keberlanjutan lingkungan.

"Bendungan Budong-budong adalah bagian dari strategi adaptasi terhadap perubahan iklim, terutama untuk mengatasi ketimpangan debit air antara musim hujan dan kemarau," tegasnya.

Gubernur Tekankan Kolaborasi, Transparansi, dan Keterlibatan Lokal

Gubernur Suhardi Duka menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaksana proyek agar pembangunan dapat berjalan lancar dan tepat waktu.

"Sulbar membutuhkan infrastruktur air yang tangguh agar pertanian dan ekonomi masyarakat tetap stabil dalam kondisi cuaca apa pun," ujarnya.

Ia juga menyoroti tiga aspek utama yang harus diperhatikan selama proses pembangunan:

  • Pengawasan yang ketat
  • Pelibatan pengusaha lokal
  • Mitigasi lingkungan agar tidak terjadi kerusakan

"Kita menekankan tiga hal: pengawasan, pelibatan pengusaha lokal dan mitigasi lingkungan agar tidak terjadi kerusakan," ujarnya menegaskan.

Menurutnya, proyek Bendungan Budong-budong harus menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi lokal, bukan sekadar proyek untuk perusahaan besar dari luar daerah.

"Selain untuk ketahanan pangan dan ekonomi, proyek ini juga harus menjadi lokomotif bagi tumbuhnya ekonomi lokal. Jangan hanya perusahaan besar dari luar yang diuntungkan," ujarnya.

Gubernur juga meminta semua pihak untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas agar proyek selesai sesuai target pada 2027.

Ia berharap pembangunan bendungan ini dapat menjadi contoh kolaborasi yang baik antara pemerintah, aparat keamanan, dunia usaha, dan masyarakat.

"Dukungan kepolisian dan masyarakat menjadi faktor penting dalam menjaga keamanan serta kelancaran pembangunan," tutupnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf