billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Unindra Soroti Dampak AI dan Media Sosial terhadap Kemampuan Berbahasa Mahasiswa

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Unindra Soroti Dampak AI dan Media Sosial terhadap Kemampuan Berbahasa Mahasiswa
Foto: (Sumber: Unindra menggelar seminar bertajuk "Optimalisasi Pembelajaran Bahasa dan Pemanfaatan Media Digital di Perguruan Tinggi" di Graha Unindra, Sawangan, Depok. ANTARA/HO-Unindra.)

Pantau - Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) menyoroti menurunnya kemampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baku, khususnya dalam menulis, sebagai dampak dari perkembangan teknologi digital.

Penggunaan media sosial yang masif di kalangan pelajar dan mahasiswa dinilai turut memengaruhi kemampuan berbahasa secara formal.

Kebiasaan mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) juga dianggap mengurangi kemampuan menulis yang orisinal dan reflektif.

Rektor Unindra, Sumaryoto, menekankan pentingnya adaptasi metode pembelajaran untuk menghadapi perubahan ini.

"Unindra mengantisipasi perubahan ini dengan mengembangkan Learning Management System (LMS) berbasis digital yang digunakan untuk mengelola, menyampaikan, dan memantau kegiatan belajar mengajar secara daring maupun luring," ujarnya.

Tantangan Bahasa di Era Digital: Antara Teknologi dan Kompetensi Akademik

Dosen pascasarjana Unindra, Mashadi, menyampaikan bahwa metode pembelajaran bahasa tidak bisa lagi sepenuhnya mengandalkan cara konvensional.

Ia menyarankan agar mahasiswa diberikan tugas membuat konten edukatif di platform digital seperti YouTube atau TikTok sebagai bagian dari proses belajar yang lebih kontekstual.

Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama dan Alumni, Ambar Tri Hapsari, menambahkan bahwa mahasiswa perlu memperluas wawasan global dan memahami pentingnya penguasaan bahasa sebagai modal bersaing di dunia kerja dan akademik.

"Mahasiswa Unindra harus memperluas jangkauannya dalam mempelajari bahasa. Penguasaan bahasa menjadi modal utama untuk bersaing di dunia kerja dan akademik," jelasnya.

Anggota Dewan Pers, R. Niken Widiastuti, juga mengingatkan adanya perubahan mendasar dalam cara membaca, menulis, dan memahami teks di era digital.

"Mereka perlu menganalisis hubungan kompleks antara media digital dan efektivitas pembelajaran bahasa di perguruan tinggi," ungkap Niken.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Agus Sudibyo, menilai bahwa penggunaan AI generatif membawa paradoks dalam pendidikan dan penulisan.

"AI memang menawarkan efisiensi dengan menghasilkan teks yang rapi dan logis hanya dengan satu perintah. Namun, semakin cepat kita menulis, semakin sedikit kita berpikir dan memahami persoalan," kata Agus.

Ia menambahkan, "Tampak sempurna dari luar, tetapi minim pergulatan kreatif."

Agus juga mengingatkan pentingnya dosen untuk melek terhadap perkembangan AI agar dapat membedakan karya tulis asli mahasiswa dan yang dihasilkan oleh mesin.

Penulis :
Ahmad Yusuf