Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemenperin: Industri Manufaktur Tetap Solid Sepanjang 2025, Jadi Penopang Ekonomi Nasional

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Kemenperin: Industri Manufaktur Tetap Solid Sepanjang 2025, Jadi Penopang Ekonomi Nasional
Foto: (Sumber: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kiri) dan Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza (kiri) dalam Konferensi Pers Kinerja Tahun 2025 dan Outlook 2026 di Jakarta, Rabu (31/12/2025). (ANTARA/Muzdaffar Fauzan).)

Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat bahwa industri manufaktur Indonesia tetap menunjukkan kinerja solid sepanjang tahun 2025 dan terus menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan I hingga III 2025 mencapai 17,27 persen, dan diproyeksikan meningkat pada triwulan IV seiring penguatan permintaan dan produksi industri.

Dari sisi perdagangan luar negeri, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas (IPNM) periode Januari–Oktober 2025 tercatat sebesar 187,82 miliar dolar AS, atau 80,25 persen dari total ekspor nasional, naik 15,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kontribusi industri manufaktur terhadap capaian ekspor nasional selama ini konsisten mendominasi sehingga berperan penting dalam upaya menjaga kinerja neraca perdagangan Indonesia," ujar Agus.

Investasi, Tenaga Kerja, dan Peluang Ekspansi

Di sektor investasi, realisasi investasi IPNM hingga triwulan III 2025 mencapai Rp552 triliun, setara dengan 38,49 persen dari total investasi nasional.

Sektor ini juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yaitu 20,31 juta orang hingga Agustus 2025, yang merupakan 13 persen dari total tenaga kerja nasional.

Agus menegaskan bahwa capaian ini mencerminkan kepercayaan investor yang tetap kuat, meskipun perekonomian global masih bergejolak.

Namun demikian, tingkat utilisasi kapasitas industri pengolahan nonmigas masih berada di kisaran 61,2 persen, yang menunjukkan masih ada ruang besar untuk ekspansi dan peningkatan produksi.

Kemenperin juga mencatat bahwa sejak triwulan II-2025, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas telah melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, dan tren ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan IV.

Industri Logam Pimpin Pertumbuhan Subsektor Manufaktur

Beberapa subsektor industri pengolahan nonmigas mengalami pertumbuhan positif sepanjang 2025, dengan rincian:

Industri logam dasar: tumbuh 16,04 persen

Industri mesin dan perlengkapan: tumbuh 9,97 persen

Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin: tumbuh 9,55 persen

Subsektor lainnya seperti tekstil, barang logam, elektronik, pakaian jadi, kulit, furnitur, dan kertas tetap tumbuh dalam kisaran 1–5 persen.

Indonesia Masuk 15 Besar Industri Manufaktur Dunia

Menurut data Manufacturing Value Added (MVA) dari World Bank tahun 2024, nilai MVA Indonesia mencapai 265,07 miliar dolar AS, jauh di atas rata-rata dunia sebesar 78,73 miliar dolar AS.

Indonesia menempati peringkat ke-13 dunia dan masuk lima besar MVA tertinggi di Asia, setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.

Di tingkat ASEAN, Indonesia menduduki peringkat pertama, dengan nilai MVA hampir dua kali lipat dari Thailand yang berada di posisi kedua.

Penulis :
Gerry Eka
Editor :
Tria Dianti