
Pantau - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, A. M. Nurdin Halid, menyatakan bahwa tahun 2026 harus dijadikan momentum penting untuk membangkitkan Ekonomi Pancasila yang berdaulat, adil, dan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak cukup hanya menjaga stabilitas makroekonomi, tetapi harus melakukan transformasi mendasar yang berlandaskan amanat konstitusi.
"Indonesia tidak cukup hanya menjaga stabilitas, tetapi harus melakukan transformasi ekonomi yang berlandaskan amanat Pasal 33 UUD 1945 agar pertumbuhan benar-benar berdampak pada kesejahteraan rakyat," ungkapnya.
Hadapi Tantangan Global, Komisi VI Dorong Transformasi Struktural
Menurut Nurdin, saat ini Indonesia berada dalam fase transisi penting: pemulihan pascapandemi dan tekanan global yang masih berlanjut.
Meski stabilitas ekonomi nasional relatif terjaga, berbagai persoalan struktural seperti kemiskinan, ketimpangan, dan keterbatasan lapangan kerja masih menjadi tantangan besar.
Ia menilai bahwa perlambatan ekonomi global yang diprediksi berlanjut hingga 2026 merupakan peringatan serius bagi Indonesia.
Dalam menyikapi hal itu, Nurdin mendorong penguatan basis ekonomi domestik melalui hilirisasi sumber daya alam, pengurangan ketergantungan impor, dan penguatan industri nasional.
BUMN, UMKM, dan Koperasi Jadi Pilar Utama Ekonomi Pancasila
Nurdin menekankan pentingnya menempatkan BUMN, koperasi, dan UMKM sebagai pilar utama dalam kerangka Ekonomi Pancasila.
Sinergi di antara ketiganya diyakini dapat memperkuat rantai nilai industri nasional, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pemerataan pembangunan, terutama di luar Pulau Jawa.
"Pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya dinikmati segelintir kelompok, tetapi harus dirasakan secara adil oleh seluruh rakyat," ia menegaskan.
Komisi VI DPR RI berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan ekonomi agar tetap sejalan dengan nilai-nilai Ekonomi Pancasila.
Nurdin optimis bahwa jika momentum 2026 dimanfaatkan dengan tepat, Indonesia dapat membangun fondasi ekonomi yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan menuju tujuan besar Indonesia Emas 2045.
- Penulis :
- Gerry Eka








