billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ketua Komisi VIII Minta Dewan Pers Panggil Pimpinan Trans7 Terkait Tayangan "Xpose Uncensored" yang Dinilai Lecehkan Ulama

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Ketua Komisi VIII Minta Dewan Pers Panggil Pimpinan Trans7 Terkait Tayangan "Xpose Uncensored" yang Dinilai Lecehkan Ulama
Foto: Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang (sumber: ANTARA/Asep Firmansyah)

Pantau - Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, meminta Dewan Pers untuk memanggil pimpinan redaksi Trans7 menyusul tayangan program Xpose Uncensored yang dianggap tidak mendidik dan melecehkan martabat ulama.

Tayangan tersebut dinilai melecehkan Kiai Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Marwan menyatakan bahwa laporan seperti itu tidak dapat dibenarkan karena pesantren merupakan lembaga yang membangun nilai moral dan adab.

"Pesantren adalah lembaga yang membangun nilai moral dan adab. Jangan diputarbalikkan menjadi jahat dan perusak," ungkapnya.

Ia juga menilai tayangan tersebut menggiring opini publik secara negatif terhadap dunia pesantren.

"Gambaran buruk yang disuguhkan dengan segala bumbu narasi sangat jahat. Jika Trans7 tidak memahami pesantren, maka belajar dulu, baru membuat liputan," ia mengungkapkan.

Marwan menegaskan kembali bahwa Dewan Pers perlu segera memanggil pimpinan redaksi Trans7 untuk meminta klarifikasi.

Ia juga mengingatkan bahwa sebagai pimpinan Komisi VIII, dirinya memperjuangkan eksistensi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang membentuk generasi yang cerdas dan berakhlak.

Permintaan Maaf dari Pihak Trans7

Menanggapi polemik tersebut, Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, menyampaikan permintaan maaf atas tayangan yang menimbulkan kontroversi tersebut.

"Kami ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo Kiai Haji Anwar Manshur beserta keluarga besar, juga para pengasuh, santri, dan alumni dari Pondok Pesantren Lirboyo," ujarnya.

Andi menjelaskan bahwa kelalaian terjadi karena pihaknya tidak melakukan penyensoran secara teliti terhadap materi yang berasal dari pihak eksternal.

"Kami mengakui kelalaian dalam isi pemberitaan itu, di mana kami tidak melakukan sensor yang mendalam secara teliti terhadap materi dari pihak luar. Namun, kami tidak berlepas tanggung jawab atas kesalahan tersebut," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pihak Trans7 telah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada salah satu putra Kiai Haji Anwar Manshur pada Senin (13/10) malam.

Penulis :
Shila Glorya