billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

MBG di Pulau Belakangpadang: Antusiasme Tinggi, Dapur Aktif 24 Jam, dan Pemberdayaan Warga Lokal

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

MBG di Pulau Belakangpadang: Antusiasme Tinggi, Dapur Aktif 24 Jam, dan Pemberdayaan Warga Lokal
Foto: (Sumber: Proses penjemputan bahan pokok dari kapal pompong ke pihak SPPG Belakangpadang di Pelabuhan Pak Amat di Pulau Belakangpadang, Batam, Kepri, Selasa (14/10/2025). (ANTARA/Amandine Nadja))

Pantau - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) resmi dijalankan di Pulau Belakangpadang, Batam, melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), menjadi yang pertama dilaksanakan di luar daratan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Dapur SPPG berwarna biru menjadi pusat aktivitas pemorsian makanan, sementara di luar dapur, para petugas berseragam biru menyiapkan ompreng untuk mengantar makan siang bagi hampir 2.000 siswa sekolah.

Makanan Segar, Layanan Disiplin, dan Dukungan Sekolah

Program MBG mulai beroperasi sejak 24 September 2025 dan telah melayani 16 titik sekolah dengan total 1.938 penerima manfaat.

Kepala SPPG Belakangpadang, Ahmad Jufri, menyebut bahwa masyarakat perbatasan sangat membutuhkan layanan pemenuhan gizi ini.

Sekolah-sekolah di pulau menyambutnya dengan antusias karena membantu pemenuhan gizi anak-anak secara langsung.

Aktivitas dapur berlangsung hampir 24 jam.

Para juru masak mulai bekerja sejak pukul 4 pagi agar makanan siap dikirim pada pukul 7.40 pagi.

Pengantaran makanan dilakukan dalam tiga sesi, disesuaikan dengan jadwal makan siswa di masing-masing sekolah.

Sistem tiga sesi ini bertujuan agar makanan dikonsumsi maksimal 3 jam setelah dimasak, menjaga kesegaran dan mencegah dapur terlalu padat.

Untuk distribusi, dua unit motor roda tiga menjadi satu-satunya moda transportasi yang digunakan menyusuri pulau.

Sumber Penghidupan Baru dan Penerapan Standar Kebersihan

Mayoritas relawan yang bekerja di dapur MBG adalah warga asli Belakangpadang, yang sebelumnya bekerja sebagai pedagang, tukang ojek, atau belum memiliki pekerjaan tetap.

Program MBG besutan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membuka lapangan kerja dan menjadi sumber penghidupan baru.

Fahira, salah satu relawan yang juga mahasiswa, mengaku bisa tetap menjalani kuliah sambil bekerja di dapur MBG.

Ia bekerja dari siang hingga malam, menangani seluruh proses secara manual, mulai dari mencuci hingga mengeringkan ompreng.

"Meski semuanya dilakukan manual, saya tetap senang karena upahnya cukup dan jam kerjanya tidak terlalu berat," ungkap Fahira.

Sebelum dapur mulai beroperasi, Puskesmas Belakangpadang telah melakukan uji kebersihan dan pelatihan penjamah makanan.

Pemeriksaan meliputi kualitas air, kebersihan dapur, serta pelatihan higienitas bagi para relawan.

Dapur juga telah dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mendukung kegiatan pencucian ompreng.

Untuk pengelolaan limbah makanan, SPPG menjalin kerja sama dengan peternak lokal.

Sisa makanan dari ompreng digunakan sebagai pakan ternak, dengan ember-ember khusus yang sudah diberi nama peternak disediakan di dekat dapur.

Petugas dapur tinggal mengisi ember tersebut, yang kemudian diambil oleh peternak.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti