
Pantau - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyoroti ketidakseimbangan antara jumlah kantor SAR dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai 5 juta kilometer persegi.
Dalam arahannya kepada jajaran Kantor Basarnas Bali, Kupang, Mataram, dan Maumere di Kabupaten Badung pada Kamis, 16 Oktober 2025, ia mengungkapkan bahwa keterbatasan jumlah kantor menjadi tantangan besar yang dihadapi lembaganya.
Kantor SAR Belum Merata, Hanya Tambah Dua Butuh Waktu Bertahun-tahun
"Kita ternyata berhadapan dengan ketidakseimbangan antara kondisi kita dengan luas wilayah kita yang 5 juta km persegi, salah satu kantor saja di Bali mencakup wilayah 5.000 km persegi, kemudian Maumere mencakup hampir 18.000 km persegi, jadi luas wilayah kita ini luar biasa, padahal jumlah kantor kita tidak seimbang," ungkapnya.
Saat ini Basarnas hanya memiliki 45 kantor besar, 90 pos, dan 70 unit siaga untuk meng-cover seluruh wilayah Indonesia.
Mohammad Syafii juga menyoroti lambatnya proses penambahan kantor SAR baru.
"Kita mau menambah dua kantor saja di Solo dan Banyuwangi disetujui berapa lama itu, berapa tahun, hampir 4 tahun. Jadi andai saja kita satu tahun tambah satu kantor SAR, butuh waktu 500 tahun lebih, itu tantangan yang kita hadapi," ia mengungkapkan.
Sementara itu, masyarakat mengharapkan kehadiran satu kantor SAR di setiap kabupaten/kota, yang berarti dibutuhkan setidaknya 552 kantor SAR di seluruh Indonesia.
Ajakan Petakan Prioritas dan Sorotan Kekurangan SDM
Dalam keterangannya, Kepala Basarnas mengajak jajaran daerah untuk mulai memetakan prioritas wilayah yang benar-benar membutuhkan kantor baru.
"Kita lakukan asesmen, mana yang dijadikan kantor SAR A, mana kantor SAR B, mana yang kita jadikan pos, karena itu memang keinginan kebutuhan masyarakat, soal dituruti atau tidak itu urusan nanti," katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya berpikir strategis, tidak hanya soal sarana dan prasarana, tetapi juga sumber daya manusianya.
"Jadi jangan sampai kita tidak pernah berpikir kebutuhan kita, kita berpikir tentang sarana-prasarananya, kita berpikir tentang sumber daya manusianya," tegasnya.
Selain jumlah kantor, Basarnas juga menghadapi tantangan besar dalam hal kekurangan SDM.
Kebutuhan ideal personel saat ini adalah 29.000 orang, namun jumlah yang tersedia baru sekitar 6.500 orang.
Meski menghadapi banyak kendala, Mohammad Syafii memastikan bahwa Basarnas tetap menjalankan tugas pencarian dan pertolongan secara optimal.
Jika terdapat kebutuhan mendesak di daerah, pengadaan anggaran akan tetap diupayakan.
"Jadi kalau benar itu tidak aman (ada alut bermasalah) sampaikan saja, tidak amannya bagaimana, seperti di Maumere punya kapal, terus ditarik ke Makassar, saya tidak tahu ini, apakah memang sudah tidak efektif di sana dan kalau digeser, kemudian yang diharapkan apa, misalnya RIB atau RBB saya minta didalami," ujarnya.
- Penulis :
- Leon Weldrick