billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

STQH Nasional 2025 Usai, Kemenag Ajak Masyarakat Terus Amalkan Nilai Al Quran

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

STQH Nasional 2025 Usai, Kemenag Ajak Masyarakat Terus Amalkan Nilai Al Quran
Foto: (Sumber: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Abu Rokhmad memberikan hadiah kepada juara STQH Nasional di Kendari. ANTARA/HO-Kemenag.)

Pantau - Kementerian Agama (Kemenag) mengajak masyarakat, khususnya di Sulawesi Tenggara, untuk terus mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Al Quran dalam kehidupan sehari-hari meskipun Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional 2025 telah resmi berakhir.

"Syiar Al Quran dan hadis semoga tidak hanya dilakukan saat musabaqah seperti ini. Setiap hari, setiap saat, mari kita terus membaca, mengamalkan, dan menghayati isi Al Quran," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

STQH Bukan Sekadar Ajang Lomba, Tapi Penguat Nilai Kehidupan

STQH Nasional XXVIII Tahun 2025 yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, telah resmi ditutup.

Provinsi Kalimantan Timur berhasil keluar sebagai juara umum STQH Nasional tahun ini, diikuti oleh Daerah Khusus Jakarta di peringkat kedua, dan Sumatra Selatan di posisi ketiga.

Kemenag menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan STQH Nasional kali ini.

Penyelenggaraan tahun ini dinilai sebagai salah satu yang terbaik, baik dari segi kemeriahan acara, antusiasme peserta, hingga semangat masyarakat tuan rumah.

Abu Rokhmad menegaskan bahwa STQH bukan sekadar perlombaan keagamaan, tetapi merupakan wadah untuk memperkuat hubungan umat Islam dengan sumber nilai dan pedoman hidup, yaitu Al Quran dan hadis.

"Pemahaman dan pengamalan terhadap ajaran Islam dapat membentuk masyarakat yang damai, beradab, dan berkeadilan," ujarnya.

Kendari Tinggalkan Kesan Religius dan Kebangsaan

Selain sebagai ajang syiar Islam, STQH juga dinilai membawa dampak sosial dan kultural bagi daerah tuan rumah.

Selama sembilan hari pelaksanaan, Kota Kendari menjadi pusat perhatian nasional dan simbol harmonisasi antara nilai religius dan semangat kebangsaan.

Pemerintah daerah dan masyarakat Kendari dinilai sukses menjadi tuan rumah yang ramah dan penuh semangat kebersamaan.

"Momentum ini sangat penting dan berkesan bagi kami di Kota Kendari. Spirit Al Quran dan hadis akan tetap kami tinggalkan di Kota Kendari, di Sulawesi Tenggara," tutup Abu Rokhmad.

Penulis :
Ahmad Yusuf