
Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya menjaga keberlangsungan pondok pesantren karena memiliki peran besar dalam mencetak generasi penerus bangsa dan memperkuat pilar pendidikan di Indonesia.
Lirboyo Jadi Contoh Pesantren Berdaya dan Berkelanjutan
Khofifah menyatakan, “Kekuatan pesantren, ulama, santri, ekosistem di Lirboyo dijaga dan dikuatkan bersama, salah satunya dengan melakukan pengelolaan limbah dan pemilahan sampah, sehingga dari sampah menjadi rupiah dan memberi berkah,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan saat kegiatan Lirboyo Berselawat yang dipimpin oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pada Senin (20/10) malam dalam rangka peringatan Hari Santri.
Ia menambahkan bahwa Pesantren Lirboyo telah melahirkan banyak ulama yang berperan besar dalam membangun bangsa dan peradaban.
“Sampaikan pada dunia dari Lirboyo ada kekuatan menjaga lingkungan dan melahirkan ekonomi pesantren sekaligus melahirkan ulama-ulama untuk membangun peradaban dunia yang luar biasa,” ujarnya.
Khofifah juga mengajak para santri untuk berjuang di berbagai bidang — mulai dari politik, pendidikan, ekonomi, hingga teknologi — sesuai dengan tantangan perkembangan zaman.
Santri Didorong Jalankan Semangat “Jatim BISA”
Menurut Khofifah, arah perjuangan santri sejalan dengan filosofi kerja “JATIM BISA”, yang berarti Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif, sebagaimana dicanangkan dalam rangka Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.
Ia menjelaskan bahwa santri harus berdaya dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, inklusif dengan membuka ruang interaksi sosial yang luas, sinergis dengan menjaga ukhuwah antara ulama, umara, dan masyarakat, serta adaptif dalam menghadapi perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai pesantren.
“Dengan semangat ‘Jatim BISA’, pesantren akan menjadi pusat inovasi yang melahirkan pemimpin berintegritas dan berakhlak mulia,” tegas Khofifah.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga mengajak jamaah mendoakan keselamatan bangsa Indonesia, khususnya Jawa Timur, agar senantiasa diberkahi dan dijauhkan dari bencana maupun perpecahan.
“Marilah kita doakan para ulama, santri, dan pahlawan bangsa yang telah mendahului kita. Semoga mereka mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujarnya.
Pesan Persatuan dari Ulama dan Tokoh Nahdlatul Ulama
Ketua Umum PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf, turut menyerukan semangat persatuan di hadapan ribuan jamaah. “Siap bela Lirboyo, siap bela NU, siap bela Islam, siap bela Indonesia,” serunya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur, K.H. Abdul Hakim Mahfudz, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan selawat bersama tersebut.
“Yang terpenting adalah kita saling menghargai dan mendukung, tidak boleh terpecah-belah,” tegasnya.
Acara yang bertepatan dengan peringatan Hari Santri ke-10 itu dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo K.H. Abdullah Kafabihi Mahrus, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, jajaran Forkopimda Jatim, serta ribuan jamaah Syeker Mania dari kalangan santri dan masyarakat sekitar.
- Penulis :
- Aditya Yohan