billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Refleksi Kinerja Kemenag: Rp9 Triliun Disalurkan, Tunjangan Guru Non-PNS Naik, dan Sekolah Khonghucu Negeri Pertama Didirikan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Refleksi Kinerja Kemenag: Rp9 Triliun Disalurkan, Tunjangan Guru Non-PNS Naik, dan Sekolah Khonghucu Negeri Pertama Didirikan
Foto: Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin konferensi pers refleksi satu tahun perjalanan Kemenag mengawal Asta Cita, di Jakarta, Selasa 21/10/2025 (sumber: Kemenag)

Pantau - Kementerian Agama (Kemenag) mencatat sejumlah capaian penting selama satu tahun terakhir dalam mengawal Asta Cita pemerintahan, termasuk penyaluran lebih dari Rp9 triliun dana pendidikan, peningkatan tunjangan guru non-PNS, dan pendirian Sekolah Tinggi Agama Khonghucu negeri pertama di Indonesia.

Penyaluran Dana dan Penguatan Peran Guru serta Dosen

Dalam konferensi pers refleksi satu tahun Kemenag yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jakarta pada Selasa, 21 Oktober 2025, disampaikan bahwa anggaran Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk Raudlatul Athfal (RA) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk madrasah telah disalurkan lebih dari Rp9 triliun.

"Lebih dari Rp9 triliun, anggaran Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Raudlatul Athfal (RA) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Madrasah disalurkan untuk mendukung peningkatan mutu pembelajaran," ungkap Nasaruddin Umar.

Selain itu, Kemenag memperluas akses beasiswa dan tunjangan profesi untuk guru serta dosen pendidikan agama dan keagamaan.

"Guru dan dosen adalah ruh pendidikan. Ketika mereka sejahtera dan dihargai, maka pendidikan agama akan bermartabat, dan bangsa akan berkarakter," ia mengungkapkan.

Untuk pertama kalinya, tunjangan profesi guru non-PNS dinaikkan signifikan dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan.

Sebanyak 206.325 guru telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) sepanjang tahun ini, meningkat hingga 700 persen dibanding tahun sebelumnya.

Lebih dari 5.000 dosen Perguruan Tinggi Keagamaan juga mengikuti PPG selama tahun 2025.

"Langkah ini menjadi bagian dari akselerasi peningkatan kesejahteraan, karena guru dan dosen yang lulus PPG maka dapat menerima tunjangan profesi di tahun mendatang," ujar Nasaruddin.

Beasiswa, Pendirian SETIAKIN, dan Revitalisasi Madrasah

Kemenag juga menyalurkan berbagai program beasiswa, termasuk 156.581 beasiswa KIP Kuliah, 6.453 Beasiswa Indonesia Bangkit, dan 2.270 Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

Beasiswa juga diberikan kepada 329 mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) dan 153 penerima beasiswa zakat yang tersebar di 21 perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Program Indonesia Pintar (PIP) turut disalurkan kepada 19.264 siswa pada Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen, 161.591 santri, dan 1.469 siswa pada Satuan Pendidikan Keagamaan Hindu.

Dalam hal penguatan institusi, Kemenag mendirikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Negeri (SETIAKIN) di Bangka Belitung.

"Ini adalah sekolah tinggi Khonghucu negeri pertama di Indonesia," ujar Menteri Nasaruddin.

Kemenag juga mendukung program Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dalam rangka revitalisasi madrasah.

Untuk Sekolah Rakyat, Kemenag menyiapkan kurikulum pendidikan agama dan 152 guru serta tenaga pendidik.

Dua madrasah unggulan yang ditetapkan sebagai Sekolah Garuda Transformasi adalah Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Gorontalo dan MAN IC Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

"Selain itu, ada 1.414 madrasah yang direvitalisasi dalam PHTC Presiden Prabowo. Buah dari upaya Kemenag memajukan pendidikan agama dan keagamaan menampakkan hasil," pungkas Nasaruddin.

Penulis :
Arian Mesa