
Pantau - Sebanyak 9,8 juta produk di Indonesia telah memperoleh sertifikat halal dalam kurun waktu satu tahun sejak Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) berdiri.
Kepala BPJPH, Ahmad Haikal Hasan, menyatakan bahwa pencapaian ini bukan sekadar angka administratif, tetapi menjadi bukti bahwa program sertifikasi halal merupakan kekuatan baru yang mampu memperkuat ekonomi nasional.
"Capaian 9,8 juta produk bersertifikat halal dalam satu tahun ini menunjukkan bahwa kewajiban sertifikasi halal bukan sekadar kebijakan administratif, melainkan gerakan besar yang juga menggerakkan ekonomi umat dengan memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa era regulasi wajib halal harus dimanfaatkan sebagai momentum kebangkitan ekonomi umat.
"Era regulasi wajib halal harus menjadi momentum kebangkitan ekonomi umat dan peningkatan daya saing produk halal Indonesia di pasar global," tegasnya.
Kesadaran Tertib Halal Meningkat
Haikal menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari meningkatnya kesadaran pelaku usaha terhadap pentingnya tertib halal, yakni kepatuhan terhadap regulasi jaminan produk halal.
Tidak hanya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tetapi juga industri besar semakin aktif melakukan sertifikasi halal karena menyadari nilai strategis halal sebagai standar global.
"Halal bukan hanya urusan agama, tapi juga simbol kualitas dan kesehatan yang diakui dunia. Dan dengan tertib halal, kita akan dapat memanfaatkan peluang ekonomi halal ini secara optimal," ujarnya.
Pemerintah juga telah menetapkan kebijakan mandatori agar seluruh produsen wajib menyertifikasi produk mereka sebelum tenggat waktu Oktober 2026.
Kolaborasi Nasional dan Global untuk Ekosistem Halal
Haikal memastikan bahwa BPJPH akan terus mendorong kolaborasi Jaminan Produk Halal (JPH) baik di dalam maupun luar negeri guna memperkuat dan meningkatkan produktivitas ekosistem halal nasional.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menyukseskan implementasi kebijakan wajib halal, termasuk peran strategis media massa dalam penyebaran informasi yang tepat.
"Isu halal bersifat sensitif, tetapi sangat strategis bagi pembangunan ekonomi nasional," ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Arian Mesa