
Pantau - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mempercepat pemanfaatan peluang kerja di luar negeri sebagai respons atas arahan Presiden Prabowo Subianto.
Presiden tetap memprioritaskan penciptaan lapangan kerja di dalam negeri, namun juga membuka peluang bagi tenaga kerja Indonesia untuk bersaing di pasar global.
"Arahan Presiden jelas, kita harus menangkap peluang pasar kerja luar negeri," ungkap Menteri P2MI Mukhtarudin dalam bincang-bincang media di kantor KP2MI, Jakarta, Kamis (23/10).
Mukhtarudin menegaskan bahwa meski fokus utama pemerintah adalah penyediaan lapangan kerja domestik, peluang kerja luar negeri penting untuk memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat.
Fokus pada Tenaga Kerja Terampil dan Vokasi
KP2MI kini menyiapkan calon pekerja migran dengan kemampuan menengah hingga tinggi untuk ditempatkan di berbagai sektor strategis di luar negeri.
Untuk mempercepat proses ini, KP2MI berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan 12 kementerian yang memiliki lembaga pendidikan vokasi.
"Dari 12 kementerian, 10 sudah dilibatkan dalam percepatan program vokasi bagi pekerja migran terampil," ujarnya.
Langkah ini diambil untuk merespons tingginya permintaan tenaga kerja terampil dari negara-negara Eropa.
Program Pelatihan Massal Telah Diluncurkan
Pada Rabu (22/10), pemerintah secara resmi meluncurkan program pelatihan bagi 500 ribu pekerja migran yang akan menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas SDM.
KP2MI ditunjuk sebagai pelaksana utama dari program tersebut.
"Program ini mencakup pelatihan untuk welder, hospitality, caregiver, perawat, hingga manufaktur. Sudah berjalan, tapi masih perlu percepatan," jelas Mukhtarudin.
Ia berharap program pelatihan ini dapat mempercepat peningkatan kualitas pekerja migran Indonesia agar mampu bersaing secara global.
"Fokusnya bukan hanya pada jumlah, tapi juga peningkatan kualitas pekerja migran," ia menegaskan.
- Penulis :
- Shila Glorya