
Pantau - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil mewakili Indonesia dalam ajang internasional Food Systems Innovation Challenge on Nature-Based Solutions yang digelar di Wageningen, Belanda, dengan membawa inovasi pertanian berkelanjutan bertajuk Memayu Ning Papat.
Gabungkan Konsep Mina Padi dengan Tanaman Herbal, Masuk Top 6 Dunia
Inovasi Memayu Ning Papat merupakan hasil kolaborasi lintas program studi di UB, menggabungkan konsep complex rice system atau mina padi dengan elemen tambahan seperti serai (lemongrass) dan azolla, tanpa menggunakan input kimia.
"Konsep kami ini tentang complex rice system atau yang dikenal juga sebagai mina padi, tapi kami kembangkan dengan elemen tambahan, seperti serai dan azolla. Dengan begitu, kami bisa mendapatkan keuntungan dua kali lipat tanpa input kimia. Sistemnya organik", jelas Daffa Prastita Ahmad, mahasiswa Agroteknologi angkatan 2022 yang menjadi perwakilan UB di ajang tersebut.
Sistem ini menggabungkan pertanian padi, ikan, azolla, dan serai dalam satu ekosistem yang diterapkan di Desa Jenggolo, Kabupaten Malang.
Nama Memayu Ning Papat diambil dari filosofi Jawa tentang empat elemen kehidupan: bumi, air, udara, dan manusia.
Sistem ini menghasilkan panen ganda, menekan biaya produksi, dan mendukung keseimbangan ekologi lewat pengendalian hama alami dan pemupukan regeneratif.
Dari Kepanjen ke Wageningen, Menuju Roma
Persiapan proyek telah dilakukan sejak semester lima dengan uji coba demo plot di wilayah Kepanjen selama hampir satu tahun.
Tim UB terdiri dari mahasiswa lintas fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, serta didukung mitra industri PT Ladang Mukti untuk potensi replikasi lebih luas.
"Awalnya seleksi dari prodi, kemudian fakultas, lalu universitas. Setelah bersaing di tingkat nasional, tim kami akhirnya lolos dan mewakili UB di ajang internasional", ungkap Daffa.
Dalam kompetisi yang berlangsung selama satu minggu, mulai 25 September hingga awal Oktober 2025, tim UB bersaing dengan 24 tim dari 12 negara dan berhasil masuk dalam Top 6 terbaik dunia.
Sebagai hasilnya, mereka berhak mengikuti program inkubasi selama enam bulan, mulai Februari hingga Oktober 2026.
"Kami akan dapat bimbingan inkubator dari Februari sampai Oktober 2026, dan nanti berkesempatan mewakili Indonesia di World Food Forum di Roma", kata Daffa.
Ia juga berharap dukungan dari kampus terus berlanjut untuk proyek-proyek mahasiswa yang berkelanjutan.
"Harapannya UB terus mendukung kegiatan seperti ini, karena proyek kami berkelanjutan. Kami ingin membangun sistem pertanian masa depan yang kuat, ramah lingkungan, dan berpihak pada petani kecil", pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan









