
Pantau - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyatakan bahwa generasi muda Indonesia menunjukkan minat tinggi terhadap pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), tercermin dari munculnya ribuan startup lokal yang fokus pada AI.
2.800 Startup dan RAM UNESCO Jadi Bukti Kesiapan Indonesia
Nezar menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir, Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan dalam sektor teknologi AI.
"Banyak inisiatif baru yang lahir dalam lima tahun terakhir ini. Kita memiliki sekitar 2.800 startup yang sedang mengembangkan teknologi AI," ungkapnya.
Sebagai langkah konkret, Indonesia telah menyelesaikan Readiness Assessment Methodology (RAM) AI dari UNESCO, yang digunakan untuk menilai kesiapan suatu negara dalam menghadapi perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
"Kami adalah negara Asia Tenggara pertama yang menyelesaikan RAM AI UNESCO dalam empat bulan," tambah Nezar.
Menurutnya, pencapaian ini menunjukkan bahwa Indonesia telah berada pada jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin AI di kawasan Asia Tenggara.
Perpres Peta Jalan dan Etika AI Segera Terbit
Untuk mendukung ekosistem AI yang etis dan bertanggung jawab, pemerintah tengah menyiapkan dua Peraturan Presiden (Perpres) penting, yakni:
Perpres tentang Peta Jalan AI Nasional.
Perpres tentang Etika AI.
Kedua peraturan tersebut akan menjadi kerangka hukum guna memastikan bahwa pengembangan AI selaras dengan nilai keberlanjutan dan kepentingan publik.
"Sejalan dengan visi ini, salah satu prinsip panduannya adalah keberlanjutan. AI harus dikembangkan dengan memperhatikan dampaknya terhadap manusia, lingkungan, dan semua makhluk hidup, untuk memastikan bahwa AI berkontribusi pada kesejahteraan jangka panjang," jelas Nezar.
Ia juga optimistis bahwa dengan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, Indonesia berpotensi menjadi salah satu kekuatan global di bidang AI.
Berdasarkan proyeksi, kontribusi AI terhadap pendapatan negara dapat mencapai Rp15,7 triliun pada tahun 2030.
AI Sudah Diterapkan di Tingkat Akar Rumput
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menambahkan bahwa penggunaan teknologi AI di Indonesia sudah tergolong tinggi di level global.
Ia mencontohkan bagaimana masyarakat di akar rumput telah menggunakan teknologi AI untuk menyelesaikan persoalan praktis, seperti dalam bidang budidaya ikan.
"Pada dasarnya orang Indonesia itu suka dan juga cepat menggunakan AI. Tapi gunakannya untuk apa? Itu next question. Tapi pada prinsipnya itu sendiri sudah menjadi sinyal yang baik bagi perusahaan-perusahaan besar seperti Cisco dengan melihat bahwa orang Indonesia ini cepat ketika kita perkenalkan kepada AI," ujar Meutya.
Pemerintah menilai sinyal ini sebagai peluang strategis untuk mempercepat transformasi digital nasional dan mendorong lahirnya inovasi berbasis teknologi kecerdasan buatan dari dalam negeri.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti










