
Pantau - Pemerintah Inggris resmi meluncurkan misi perdagangan siber pertamanya di Indonesia dengan tujuan memperkuat kerja sama dalam keamanan ekonomi digital serta membuka peluang kemitraan strategis baru antara kedua negara.
Kerja Sama Siber Inggris–Indonesia Diperkuat Melalui Misi Perdagangan
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, menegaskan pentingnya misi ini dalam mempererat hubungan bilateral di sektor keamanan siber.
"Misi ini menandai hubungan penting Inggris–Indonesia di sektor keamanan siber dan membuka peluang kolaborasi strategis serta komersial di tahun mendatang," ungkapnya.
Ia menyatakan bahwa Inggris mendukung penuh upaya Indonesia dalam membangun tata kelola siber yang aman melalui Program Siber Indo-Pasifik, yang merupakan bagian dari Strategi Siber Nasional Inggris.
" Kami membawa perusahaan-perusahaan siber unggulan Inggris yang dikenal dengan inovasi dan kecanggihan teknis untuk mendukung Indonesia memperkuat ketahanan digital serta mengembangkan ekosistem keamanan siber dalam peta jalan Menuju Indonesia 4.0," ujarnya.
Lebih lanjut, Jermey menyampaikan harapan bahwa peta jalan tersebut dapat menjadikan Indonesia sebagai pemimpin ekonomi digital pada tahun 2030.
"Bersama, Inggris dan Indonesia dapat membangun sistem yang melindungi warga, memberdayakan bisnis, dan menjunjung nilai demokratis di era digital," ia menegaskan.
Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi kedua negara diharapkan dapat terus berlanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Misi Perdagangan Melibatkan 11 Perusahaan dan Dukungan Strategis
Misi perdagangan siber ini berlangsung pada tanggal 27–29 Oktober dan melibatkan 11 perusahaan serta inisiatif akademik.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Matthew Downing, menyampaikan bahwa partisipasi ini mencerminkan keseriusan Inggris dalam menjalin kerja sama teknologi dengan Indonesia.
Beberapa perusahaan yang terlibat antara lain BAE Systems Digital Intelligence, Darktrace, Goldilock, dan Glasswall.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi dari Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris, Rodney Berkeley, menyebut Inggris sebagai pemimpin global di bidang keamanan siber.
Ia menjelaskan bahwa Inggris memiliki lebih dari 2.100 perusahaan dan 67.000 profesional di sektor keamanan siber.
"Inggris siap memperdalam kolaborasi melalui Kemitraan Strategis Inggris–Indonesia untuk mendukung ketahanan siber, program 100 Kota Pintar, dan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan," ujarnya.
Kolaborasi siber ini berada di bawah kerangka Kemitraan Strategis yang rencananya akan ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Keir Starmer dalam beberapa pekan mendatang.
- Penulis :
- Leon Weldrick









