billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia Tegaskan Komitmen Iklim Global, Target Emisi dalam Second NDC Turun Signifikan Dibanding Tahun 2019

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Indonesia Tegaskan Komitmen Iklim Global, Target Emisi dalam Second NDC Turun Signifikan Dibanding Tahun 2019
Foto: Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq dalam acara penandatanganan kerja sama KLH dan WWF Indonesia di Jakarta, Selasa 28/10/2025 (sumber: ANTARA/Prisca Triferna)

Pantau - Pemerintah Indonesia telah resmi menyerahkan dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (Second NDC atau SNDC) kepada Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC), dengan target emisi yang berada di bawah tingkat emisi tahun 2019 sebagai batas dasar.

Target Emisi Lebih Rendah dan Mengacu pada Kesepakatan COP28

Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa SNDC merupakan bentuk komitmen nyata Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

"Beberapa saat yang lalu Indonesia telah mensubmisi Second NDC atau NDC 3.0, suatu komitmen nasional kepada global di dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca (GRK)," ungkapnya.

Penggunaan tingkat emisi GRK tahun 2019 sebagai angka dasar selaras dengan keputusan akhir dari Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-28 (COP28) yang digelar di Dubai pada 2023.

Negara-negara pihak Perjanjian Paris memang diwajibkan menyampaikan pembaruan target iklim mereka melalui SNDC sebelum Konferensi COP30 yang dijadwalkan berlangsung di Brasil pada November 2025.

Dua Skenario Emisi dan Penurunan dari Target Sebelumnya

Hanif menjelaskan bahwa SNDC Indonesia mengadopsi pendekatan Low Carbon Compatible with Paris Agreement (LCCP) yang terbagi menjadi dua skenario: LCCP-L (Low) dan LCCP-H (High).

"Dengan target yang lebih besar daripada target yang digariskan di dalam Enhanced NDC. Di Enhanced NDC kita memiliki target dengan dukungan internasional, atau biasa kita sebut Countermeasure 2 itu 1,6 gigaton. Tetapi di dalam Second NDC kita memiliki dua skenario, skenario Low di angka 1,3 gigaton untuk tahun 2030 dan 1,4 gigaton untuk High," ia mengungkapkan.

Kedua skenario dalam SNDC menunjukkan penurunan puncak emisi sebesar 8 hingga 17,5 persen dibandingkan target Enhanced NDC.

Untuk diketahui, dalam Enhanced NDC, Indonesia menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 31,89 persen dengan usaha sendiri dan hingga 43,2 persen jika mendapat dukungan internasional.

Proyeksi puncak emisi tahun 2030 dalam Enhanced NDC adalah 1,9 gigaton CO2e tanpa dukungan internasional (Countermeasure 1), dan 1,6 gigaton CO2e dengan dukungan global (Countermeasure 2).

Sementara dalam dokumen SNDC terbaru, puncak emisi CO2e dalam skenario LCCP-L diproyeksikan sebesar 1,3 gigaton dan 1,4 gigaton untuk skenario LCCP-H.

Fokus Penurunan Emisi di Lima Sektor Utama

Upaya penurunan emisi GRK dalam SNDC Indonesia menyasar lima sektor utama, yakni energi, limbah, pertanian, proses industri dan penggunaan produk (Industrial Processes and Product Use/IPPU), serta kehutanan dan penggunaan lahan (Forestry and Other Land Use/FOLU).

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam agenda aksi iklim global sekaligus mendukung pencapaian target net zero emissions secara bertahap sesuai peta jalan nasional.

Penulis :
Arian Mesa