
Pantau - Wakil Presiden Ke-13 Republik Indonesia Ma’ruf Amin meresmikan Santri Institute Indonesia di Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Santri Institute Indonesia dibentuk sebagai wadah kolaborasi nasional yang bertujuan mengembangkan potensi santri dan alumni pesantren di seluruh Indonesia demi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Dalam sambutannya, Ma’ruf Amin menegaskan bahwa santri memiliki peran historis yang signifikan dalam perjalanan bangsa, tidak hanya sebagai penjaga moral dan spiritual, tetapi juga sebagai penggerak kemajuan nasional.
“Alhamdulillah, walaupun saya santri, tetapi saya bisa menjadi Wakil Presiden. Dulu orang Surabaya tidak mengira saya akan menjadi pejabat pemerintah, tetapi ternyata Allah menakdirkan lain. Ini bukti bahwa santri pun bisa berperan di tingkat nasional,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh santri agar mampu bersaing di era modern.
“Allah memerintahkan kita untuk memakmurkan bumi dan sebab kemakmuran itu adalah ekonomi, perdagangan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, santri harus belajar bukan hanya agama, tetapi juga fisika, kimia, dan ilmu-ilmu modern lainnya,” ia mengungkapkan.
Visi, Misi, dan Program Prioritas Santri Institute
Ketua Umum Santri Institute Indonesia, La Ode Safiul Akbar, menyatakan bahwa pendirian lembaga ini merupakan ikhtiar kolektif untuk menjadikan santri sebagai penggerak perubahan dan pembangunan bangsa.
“Santri Institute Indonesia bukan sekadar organisasi, melainkan gerakan pemikiran, pemberdayaan, dan peradaban. Gerakan yang menjembatani nilai-nilai pesantren dengan tantangan zaman, menghubungkan akhlak, dan keilmuan dengan kepemimpinan dan teknologi,” ungkapnya.
La Ode, yang juga menjabat sebagai Sekjen Gapensi, menekankan bahwa santri memiliki peran penting dalam tiga ranah kehidupan bangsa: keagamaan, sosial kemasyarakatan, dan kebangsaan.
Santri Institute hadir dengan visi “Menjadi wadah penggerak dan pemberdayaan santri dalam membangun Indonesia yang berkeadilan dan berkelanjutan”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, lembaga ini mengusung tiga misi utama:
- Menanamkan nilai-nilai pesantren dalam kehidupan berbangsa
- Memberdayakan santri dalam bidang pendidikan, ekonomi, kepemimpinan, dan teknologi
- Memperkuat kolaborasi antara santri, pemerintah, dunia usaha, dan mitra internasional
La Ode juga memaparkan enam program prioritas Santri Institute Indonesia, yakni:
- Pendidikan dan pelatihan peningkatan kapasitas santri
- Kajian dan riset strategis sebagai dasar kebijakan
- Hukum dan advokasi pesantren dan umat
- Bisnis dan kewirausahaan untuk kemandirian ekonomi santri
- Sosial kemasyarakatan untuk memperkuat keterlibatan santri
- Inovasi dan teknologi untuk adaptasi di era digital
“Santri adalah mata air peradaban, tetapi mata air itu harus dialirkan dan diarahkan agar menjadi sungai yang menyuburkan kehidupan bangsa. Gerakan ini tidak akan besar bila berjalan sendiri. Ia memerlukan dukungan para kiai, pemerintah, dunia usaha, dan seluruh elemen bangsa,” pungkasnya.
Peresmian Santri Institute Indonesia turut dihadiri para kiai, tuan guru, nyai, aktivis, dan sahabat santri dari berbagai daerah sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan nasional berbasis pesantren ini.
- Penulis :
- Leon Weldrick









