
Pantau - Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat terkait penerapan tarif nol persen terhadap sejumlah komoditas ekspor masih terus berlangsung.
"Iya masih terus negosiasi," ungkapnya di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat waktu setempat.
Negosiasi ini merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah Indonesia untuk memperluas kerja sama perdagangan dengan Amerika Serikat.
Fokus utama negosiasi adalah pada komoditas unggulan ekspor Indonesia, seperti sawit, kakao, dan karet.
Targetkan Tarif Nol Persen seperti Malaysia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pembahasan lebih lanjut akan dilakukan setelah KTT APEC 2025.
Komoditas yang diusulkan Indonesia untuk mendapat tarif nol persen adalah produk-produk yang tidak diproduksi di Amerika Serikat, serupa dengan komoditas yang telah mendapat perlakuan istimewa dari AS terhadap Malaysia.
"Critical mineral pembahasan sendiri, terkait dengan supply chain dan dalam joint statement kita sebutnya sebagai industrial communities," kata Airlangga.
Pemerintah menargetkan agar tarif terhadap minyak sawit Indonesia bisa diturunkan hingga nol persen, mengikuti kesepakatan yang sudah dicapai antara Amerika Serikat dan Malaysia.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menjelaskan bahwa negosiasi tarif sawit masih berlangsung.
"Ini (negosiasi tarif sawit) masih dalam proses. Mudah-mudahan dalam diskusi-diskusi, paling tidak kita bisa sama dengan Malaysia," ucapnya di Jakarta, Rabu (29/10).
Harapan Persaingan Ekspor yang Lebih Adil
Dalam kesepakatan terbaru, Malaysia berhasil menurunkan tarif impor ke Amerika Serikat dari 25 persen menjadi 19 persen untuk sejumlah komoditas.
Produk unggulan Malaysia seperti minyak sawit, produk karet, kayu, komponen penerbangan, dan produk farmasi bahkan dibebaskan dari tarif tersebut menjadi nol persen.
Indonesia berharap dapat memperoleh perlakuan serupa agar mampu bersaing secara setara di pasar Amerika Serikat.
Putu Juli Ardika menegaskan bahwa dengan tarif 0 persen untuk produk sawit Indonesia, posisi ekspor Indonesia akan lebih kompetitif dibandingkan saat ini.
- Penulis :
- Leon Weldrick









