billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di RI, Investasi Rp5 Triliun untuk Kurangi Impor dan Dukung Hilirisasi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di RI, Investasi Rp5 Triliun untuk Kurangi Impor dan Dukung Hilirisasi
Foto: (Sumber: Direktur Utama PT Pupuk Indonesia/PI (Persero) Rahmad Pribadi (ketiga dari kanan) bersama pemangku kepentingan terkait dalam agenda seremoni groundbreaking soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025). ANTARA/Muhammad Baqir Idrus Alatas.)

Pantau - PT Pupuk Indonesia (Persero) resmi memulai pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, dengan nilai investasi mencapai Rp5 triliun.

Proyek Strategis Dukung Hilirisasi dan Ketahanan Industri

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan cita-cita lama yang telah dinantikan selama tiga dekade.

“Ini adalah bagian dari astacita presiden, yaitu hilirisasi. Ini juga menandai 1 tahun dari pemerintahan Prabowo. Kira-kira setahun yang lalu, arahan dari beliau sangat tegas dan jelas untuk terus melanjutkan hilirisasi, memperkuat ketahanan industri,” ungkap Rahmad.

Pabrik ini dibangun untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor soda ash dan ammonium chloride, dua bahan kimia penting yang saat ini masih 100 persen dipenuhi dari luar negeri.

Selain itu, proyek ini juga bertujuan melakukan hilirisasi produk amoniak sebesar 105 ribu ton per tahun dan menyerap ekses karbon dioksida (CO₂) sebanyak 174 ribu ton per tahun sebagai bahan baku soda ash.

Produksi Skala Besar, Bidik Pasar Ekspor

Pabrik ini menargetkan kapasitas produksi masing-masing sebesar 300 ribu metrik ton per tahun (MTPY) untuk soda ash dan ammonium chloride, dengan penyelesaian ditargetkan pada Maret 2028.

Pasar yang dibidik tidak hanya domestik, tetapi juga mencakup pasar ekspor.

Untuk mendukung distribusi produk, telah disiapkan infrastruktur pergudangan antara lain:

  • 20 ribu ton curah untuk ammonium chloride
  • 20 ribu ton curah untuk soda ash
  • 5.500 ton dalam bentuk kantong untuk masing-masing produk
  • 50 ribu ton curah untuk natrium klorida (NaCl)

Proyek ini juga akan menyerap sekitar 800 tenaga kerja selama masa konstruksi, serta 86 tenaga kerja untuk operasional setelah pabrik berjalan.

Gantikan Impor dan Dukung Sektor Perkebunan

Data tahun 2024 mencatat bahwa Indonesia mengimpor 801,67 ribu ton soda ash dan 312,67 ribu ton ammonium chloride.

Rahmad menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini diharapkan mampu menggantikan impor kedua komoditas tersebut secara signifikan.

“Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton (per tahun) dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5–6 persen per tahun,” jelasnya.

“Kalau sekarang saja kita impor 1 juta dan Indonesia tidak mulai membangun soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan, padahal kita memiliki semua yang diperlukan untuk membangun soda ash ini,” lanjut Rahmad.

Selain mengurangi impor, ammonium chloride yang merupakan produk samping dari pabrik ini juga akan mendukung ketahanan pangan nasional, karena dapat dimanfaatkan sebagai pupuk langsung atau bahan campuran pupuk NPK, khususnya untuk kebun kelapa sawit.

“Jadi, hasil dari sini tidak hanya menggantikan impor soda ash, tapi juga menggantikan impor dari ammonium chloride sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan untuk kebun kelapa sawit,” tambahnya.

Arahan Tegas untuk Pupuk Kaltim

Rahmad juga berpesan kepada Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur, Gusrizal, yang memimpin pembangunan proyek, agar pelaksanaan dijalankan dengan:

  • Tepat waktu
  • Kualitas terjaga
  • Pembiayaan efisien
  • Tata kelola baik dan keselamatan kerja diutamakan

“Mudah-mudahan mimpi besar bangsa Indonesia untuk memiliki ketahanan industri yang semakin kuat untuk mengurangi impor menjadi negara yang lebih mandiri, bisa kita capai, dan Pupuk Indonesia bersama dengan seluruh anak perusahaannya, kali ini dengan Pupuk Kalimantan Timur, bisa memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara,” tutup Rahmad.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti