
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore, 31 Oktober 2025, ditutup melemah 20,18 poin atau 0,25 persen ke posisi 8.163,88, mengikuti tren negatif yang terjadi di bursa saham kawasan Asia.
Pelemahan IHSG Didominasi Sentimen Global
Indeks LQ45, yang berisi 45 saham unggulan, juga mengalami penurunan sebesar 5,40 poin atau 0,65 persen ke level 831,54.
Sebagian besar bursa saham Asia tercatat melemah, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat memperpanjang gencatan senjata dalam perang dagang kedua negara.
"Bursa saham Asia mayoritas ditutup melemah meskipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata dalam perang dagang antara kedua negara," ungkap seorang analis pasar.
Pelaku pasar menilai kesepakatan dagang tersebut hanya bersifat sementara, lebih sebagai bentuk de-eskalasi ketegangan ketimbang penyelesaian struktural.
Gencatan senjata selama satu tahun itu dipandang hanya akan menstabilkan hubungan dagang dalam jangka pendek, tanpa mengatasi perbedaan mendasar antara AS dan China.
Dari sisi makroekonomi, pelaku pasar turut mencermati sejumlah data ekonomi yang dirilis dari Jepang, Korea Selatan, dan China, yang turut memberi pengaruh pada sentimen pasar di kawasan.
Perdagangan Saham Didominasi Zona Merah
IHSG sempat dibuka menguat di awal perdagangan, namun berbalik arah dan masuk ke zona merah sejak sesi pertama.
Tekanan jual terus berlanjut hingga sesi kedua, menyebabkan IHSG bertahan di zona negatif hingga akhir perdagangan.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor mengalami penguatan, dengan sektor infrastruktur mencatat kenaikan tertinggi sebesar 1,31 persen, disusul sektor teknologi naik 0,71 persen dan sektor barang konsumen non primer naik 0,24 persen.
Di sisi lain, enam sektor mencatat pelemahan, dengan sektor industri turun terdalam sebesar 1,54 persen, sektor properti turun 0,96 persen, dan sektor barang baku melemah 0,78 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain DWGL, TBIG, LINK, TEBE, dan KDTN.
Sementara itu, saham-saham yang mencatat penurunan terbesar meliputi UANG, KOBX, KETR, ITMA, dan HOPE.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.977.765 kali transaksi dengan volume 28,08 miliar lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp19,17 triliun.
Dari sisi pergerakan harga saham, terdapat 272 saham yang menguat, 377 saham yang melemah, dan 161 saham stagnan.
Bursa Asia Bergerak Variatif
Kondisi bursa regional Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi.
Indeks Nikkei Jepang menguat signifikan sebesar 1.152,39 poin atau 2,25 persen ke posisi 52.478,00.
Sebaliknya, Indeks Hang Seng Hong Kong turun 376,04 poin atau 1,43 persen ke level 25.906,65, Indeks Shanghai turun 32,11 poin atau 0,81 persen ke posisi 3.954,79, dan Indeks Strait Times Singapura melemah tipis 4,46 poin atau 0,10 persen ke 4.433,86.
- Penulis :
- Shila Glorya










