
Pantau - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI menyiapkan bahan bacaan bertema gizi untuk mendukung peningkatan literasi melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah.
Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menyatakan bahwa kecerdasan bangsa ditentukan oleh dua hal utama, yakni asupan gizi yang baik dan ketersediaan bahan bacaan berkualitas yang mudah diakses.
"Anak-anak tidak cukup hanya mendapatkan makanan bergizi, mereka juga harus mendapatkan bacaan yang bergizi bagi pikirannya. Perpusnas berkepentingan memfasilitasi pengisian otak ini melalui penyediaan bahan bacaan bermutu dan akses literasi yang luas," ungkapnya.
Gizi dan Literasi: Dua Pilar Pembangunan Manusia Unggul
Aminudin menegaskan bahwa pemenuhan gizi dan literasi adalah dua sisi yang saling melengkapi dalam membangun manusia Indonesia yang unggul.
"Kami sangat mendukung program MBG. Orang yang gizinya baik akan kuat, mampu berpikir jernih, dan memiliki energi untuk membaca serta belajar dengan optimal. Program ini harus berjalan seiring dengan upaya mengisi otak melalui literasi,” ujarnya.
Sinergi antara kecukupan gizi dan literasi yang baik diyakini menjadi fondasi dalam mencetak generasi sehat, cerdas, dan literat menuju Indonesia Emas 2045.
Meski anggaran Perpusnas tahun 2026 mengalami penurunan menjadi sekitar Rp377 miliar, lembaga ini tetap berkomitmen menjalankan program-program prioritas nasional.
Program prioritas yang akan tetap dijalankan antara lain:
Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), yang akan ditambah dari sebelumnya 1.000 lokasi menjadi sekitar 1.650 lokasi pada 2026.
KKN Tematik Literasi, yang melibatkan mahasiswa dan pegiat literasi dalam penguatan budaya baca dari desa.
Relawan Literasi Masyarakat, yang akan ditingkatkan jumlahnya untuk memperkuat koordinasi kegiatan literasi di daerah.
Digitalisasi Naskah dan Akses Gratis Koleksi Perpusnas
Dalam aspek pelestarian, Perpusnas tetap melanjutkan penyelamatan dan digitalisasi naskah kuno meskipun dalam skala terbatas karena penyesuaian anggaran.
"Kami melakukan asesmen terhadap naskah-naskah yang paling mendesak untuk diselamatkan. Salah satu cara efektif melestarikan naskah adalah melalui digitalisasi," jelas Aminudin.
Ia juga mencatat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan masyarakat ke Perpusnas, baik secara langsung maupun melalui platform daring seperti portal Khastara.
"Tren peningkatan ini menunjukkan kesadaran baru masyarakat terhadap pentingnya mengetahui isi naskah dan sejarah bangsa," tambahnya.
Perpusnas memastikan bahwa seluruh koleksi digital dapat diakses secara gratis melalui berbagai platform seperti iPusnas dan Khastara.
"Kami menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan platform digitalnya dari berbagai jenjang agar anak-anak dan masyarakat mendapatkan bacaan yang benar-benar bermanfaat bagi peningkatan literasi," tutup Aminudin.
- Penulis :
- Aditya Yohan









